Selasa, 11 November 2025   |   WIB
id | en
Selasa, 11 November 2025   |   WIB
BIG dan Australia Perkuat Kerja Sama Geospasial untuk Tata Kelola Laut Berkelanjutan

Cibinong, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG) menerima kunjungan dari delegasi Kedutaan Besar Australia dan Department of Climate Change, Energy, the Environment and Water (DCCEEW) Australia pada Jumat, 7 November 2025. Pertemuan ini menjadi langkah penting dalam menjajaki penguatan kerja sama bilateral di sektor maritim serta memperdalam dialog mengenai tata kelola laut yang berkelanjutan.

Direktur Pemetaan Rupabumi Wilayah Laut dan Pantai (DPRWLP) BIG Astrit Rimayanti menyambut para delegasi bersama perwakilan dari Direktorat Integrasi dan Sinkronisasi Informasi Geospasial Tematik (DISIGT), Direktorat Pemetaan Tematik (DPT), serta Biro Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerja Sama (Biro HHMK).

Pada kesempatan ini, Astrit menjelaskan bahwa kolaborasi Indonesia–Australia di bidang kelautan telah memiliki fondasi kuat melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara BIG dan Geoscience Australia pada Agustus 2025, terkait Marine Resource Initiative Collaboration Indonesia–Australia.

“Sebagai implementasi, BIG berpartisipasi dalam The Integrated Coastal Mapping Field Training Program di One Tree Island Research Station, Great Barrier Reef, Australia, pada Oktober 2025. Kegiatan ini difasilitasi oleh University of Sydney (UNSYD). Selain itu, DPT BIG juga telah mengembangkan aplikasi pendukung riset kelautan untuk memperkuat basis data spasial,” ungkap Astrit.

Assistant Secretary International Environment Branch DCCEEW Australia Suzi Heaton menyambut positif kemitraan dengan BIG. “Fokus kami adalah memperkuat tata kelola laut melalui manajemen kawasan konservasi yang efektif, restorasi terumbu karang, dan penerapan analisis dampak lingkungan yang ketat. Semua ini penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim,” ujarnya.

Suzi juga menekankan pentingnya penguatan kerangka kepatuhan, pengelolaan sumber daya genetik laut, serta peningkatan kesadaran publik mengenai isu lingkungan dan energi demi keberlanjutan ekosistem laut dan pesisir.

Pertemuan antara BIG dengan delegasi Australia berfokus pada kebijakan dan regulasi terkait perlindungan serta pengelolaan laut. Delegasi Australia secara khusus ingin memahami lebih dalam arah kebijakan Indonesia dalam pengembangan ekonomi biru (blue economy). Kedua pihak saling bertukar pandangan tentang strategi pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan tanpa mengorbankan keseimbangan ekosistem.

BIG menilai, kunjungan ini membuka peluang baru untuk memperkuat kolaborasi teknis lintas negara. Dalam diskusi, peran data dan informasi geospasial menjadi perhatian utama. Pengelolaan laut yang efektif, mulai dari perencanaan tata ruang laut, pemetaan sumber daya alam, monitoring kawasan konservasi, hingga mitigasi bencana pesisir, sangat bergantung pada ketersediaan data geospasial yang akurat dan kolaboratif.

Sebagai informasi, kunjungan ini juga menjadi tindak lanjut dari Australia–Indonesia Annual Leaders’ Meeting yang digelar pada 15 Mei 2025. Dalam pertemuan tersebut, pemerintah Australia berkomitmen memberikan dukungan pendanaan sebesar AUD 15 juta selama empat tahun untuk memperkuat kerja sama maritim dengan Indonesia.

Sebagai lembaga yang memimpin kebijakan kelautan Australia, DCCEEW bekerja sama dengan Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) yang menempatkan Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan Indo-Pasifik. Bagi Australia, pertemuan dengan BIG memiliki nilai penting karena BIG berperan sebagai wali data geospasial nasional yang mendukung kebijakan kelautan berbasis data.

Kolaborasi antara Australia dalam manajemen lingkungan laut dan kapasitas BIG di bidang informasi geospasial diharapkan dapat menghasilkan program kerja sama yang konkret. Sinergi ini diyakini mampu memberikan kontribusi nyata bagi terwujudnya pengelolaan laut yang tangguh, produktif, dan berkelanjutan di kawasan Indo-Pasifik.

Reporter: Intan Pujawati
Editor: Kesturi Haryunani