Geoid adalah bidang ekuipotensial medan gayaberat bumi yang berimpit dengan muka laut rata-rata global, yang digunakan sebagai bidang acuan untuk penentuan posisi vertikal atau tinggi suatu titik di permukaan bumi. Berdasarkan Peraturan Kepala BIG No 15 tahun 2013 tentang Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013 (SRGI 2013) pasal 10 menyebutkan bahwa geoid adalah sistem referensi vertical nasional.
Berdasarkan hal tersebut maka seluruh kegiatan pembangunan nasional yang menggunakan data ketinggian harus mengacu ke geoid. Geoid sendiri diturunkan melalui survei gayaberat yang terikat ke Jaring Kontrol Gayaberat Nasional (JKGN).
JKGN direalisasikan melalui titik gayaberat utama (GBU) yang berada di lokasi-lokasi terpilih yang terdistribusi di seluruh wilayah Indonesia. Nilai gayaberat absolut yang tersedia akan digunakan sebagai referensi pada pekerjaan survei dan pengukuran gayaberat teristris serta gayaberat airborne.
Undulasi geoid Indonesia per Desember 2018
Geoid diperoleh dari data hasil pengukuran gayaberat yang terikat pada JKGN. Pengukuran gayaberat yang dilakukan meliputi pengukuran gayaberat terestris, pengukuran gayaberat absolut dan pengukuran gayaberat menggunakan wahana pesawat terbang (airborne) yang meliputi pulau-pulau besar yang ada Indonesia seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Pulau yang telah dilakukan pengukuran gayaberat airborne per Desember 2018
Sementara itu untuk indeks ketersediaan nilai gayaberat utama yang sudah diukur dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Pembangunan geoid teliti di Indonesia sangat penting, mendesak, dan krusial dalam penyelengaraan IG nasional karena beberapa hal penting di bawah ini:
a. Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga harus ada penyatuan datum tinggi antar pulau dan yang lebih penting adalah integrasi IG darat dan laut;
b. Dalam pembangunan IG berskala besar yang menyangkut pembangunan infrastruktur misalnya informasi tinggi akurat sangat dibutuhkan baik itu untuk keperluan penentuan tinggi di atas, pada dan di bawah permukaan bumi. Pembangunan IG berskala besar diperlukan untuk:
Apabila geoid tidak tersedia, maka hal-hal berikut perlu diperhatikan:
a.Kebijakan Satu Peta (KSP) atau One Map Policy untuk menuju satu sistem referensi nasional tidak dapat tercapai karena adanya perbedaan nilai referensi ketinggian, dalam hal ini nilai ‘nol’ antar pulau yang ada di Indonesia.
b.Geoid digunakan dalam membentuk Model Elevasi Digital krusial dalam penentuan tiga tipe garis pantai sesuai amanah undang-undang tentang informasi geospasial. Tiga tipe garis pantai tersebut yaitu Garis pantai nilai tinggi permukaan laut rata-rata (MSL), Garis Pantai pada saat Surut Terendah (LAT), dan Garis Pantai pada Saat Pasang Tertinggi (HAT). Ketiga garis pantai ini masing-masing mempunyai aplikasi-aplikasi penting tersendiri misalnya untuk pembuatan Rupabumi Indonesia, Chart Datum, penentuan pulau, dan lain sebagainya. Garis pantai digunakan juga sebagai garis batas administrasi dan ini sering dipakai oleh pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menghitung luas daerah masing masing dalam memanfaatkan Dana Alokasi Umum (DAU).
c.Indonesia sebagai negara kepulauan rentan terhadap ancaman kenaikan muka laut yang terus berlanjut akibat pemanasan global. Banjir air laut juga sudah terjadi di kota-kota besar di Indonesia akibat penurunan muka tanah maupun kenaikan tinggi muka air laut itu sendiri. Dalam memitigasi fenomena ini, ketersediaan geoid sangat penting.
d.Pemerintah mencanangkan Program Restorasi Gambut Nasional untuk memulihkan fungsi gambut dan mengurangi kebakaran lahan secara nasional. Dalam pelaksanaannya, Geoid yang diukur berdasarkan pengukuran gayaberat sangat diperlukan karena sangat bergantung dari fenomena arah aliran air, di mana bidang ekuipotensial teliti (geoid teliti) sangat diperlukan.
Informasi geoid dapat diakses http://srgi.big.go.id/srgi2/. Layanan data terkait geoid yang dapat diberikanantara lain:
1.Undulasi geoid global di lokasi tertentu yang ada di Indonesia
2.Undulasi geoid regional lokasi tertentu yang ada di Indonesia
3.Perhitungan selisih undulasi antara geoid global dengan geoid regional di suatu lokasi yang ada di Indonesia
4.Nilai gayaberat absolut di pilar-pilar GBU yang sudah dimutakhirkan
untuk mengunjungi real time pasang surut ke halaman http://srgi.big.go.id