Cibinong, Berita Geospasial – Guna memperkuat literasi geospasial di kalangan pendidik dan masyarakat, Badan Informasi Geospasial (BIG) melalui Direktorat Atlas dan Penggunaan Informasi Geospasial (DAPIG) menggelar ‘Pembinaan Kelompok Masyarakat dalam Penyelenggaraan dan Pemanfaatan Atlas di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara’. DAPIG memperkenalkan berbagai inovasi atlas, mulai dari atlas pendidikan, pariwisata, indikator pembangunan berkelanjutan, hingga e-Atlas Nasional Indonesia secara daring.
Mengusung tema Atlas untuk Penguatan Literasi Geospasial, kegiatan ini dihadiri para pendidik, pejabat dinas pendidikan, serta akademisi dari dua provinsi tersebut. Dalam sambutannya, Direktur APIG Dheny Trie Wahyu Sampurno menjelaskan bahwa literasi geospasial harus ditanamkan sejak dini agar masyarakat terbiasa menggunakan data dan peta dalam berbagai aspek kehidupan.
“Atlas digital bukan hanya kumpulan peta, tetapi juga media pembelajaran interaktif yang membuka wawasan spasial generasi muda. Dengan memahami informasi geospasial, siswa belajar mengenal wilayahnya dan memahami bagaimana data spasial mendukung perencanaan pembangunan,” ujarnya pada Selasa, 4 November 2025.
Pada kesempatan ini, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan Aceh Murthalamuddin menyambut baik inisiatif BIG. Menurutnya, atlas menjadi sarana pembelajaran yang penting, terutama bagi provinsi kepulauan seperti Aceh.
“Kegiatan ini harus menjadi agenda rutin. Atlas membuat pembelajaran lebih aktual, sesuai zaman, dan membantu siswa mengidentifikasi karakteristik wilayah dengan lebih baik,” ucapnya.
Senada, Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dinas Pendidikan Sumatera Utara M. Basir S. Hasibuan menilai geospasial kini menjadi kebutuhan lintas sektor. “Dulu peta hanya dipakai untuk pelajaran geografi. Sekarang, peta dan data geospasial digunakan dalam industri, pertanian, hingga mitigasi bencana. Karena itu, sekolah harus memiliki peta yang relevan dan mendukung pendidikan,” jelasnya.
Atlas Sebagai Media Edukasi dan Perencanaan
Saat ini, BIG telah menghasilkan beragam produk atlas tematik. Pada sesi paparan, Anggriawan Dwi Sartono dari DAPIG menjelaskan bahwa informasi geospasial disajikan secara menarik dan edukatif melalui berbagai atlas untuk pendidikan.
“Ada Atlas Junior untuk pengenalan peta sederhana bagi anak-anak, Atlas Sejarah Indonesia, Atlas Keanekaragaman Hayati, hingga Atlas Taktual bagi penyandang disabilitas netra,” terang Anggri.
Selain itu, BIG juga mengembangkan Atlas Pariwisata yang mendukung program Bangga Berwisata di Indonesia Saja. Atlas ini menampilkan komponen wisata berbasis spasial di destinasi prioritas, seperti Danau Toba dan Likupang.
“Melalui atlas ini, kami menampilkan daya tarik wisata dari berbagai daerah dengan memadukan unsur kewilayahan dan komponen pariwisata, seperti atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan layanan tambahan,” ucap Dwi Maryanto.
Sedangkan, di bidang pembangunan berkelanjutan, BIG meluncurkan Atlas Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang memvisualisasikan capaian pembangunan nasional hingga tingkat kabupaten/kota. Atlas ini menjadi referensi penting bagi pemerintah daerah dalam penyusunan laporan spasial SDGs.
“Data pembangunan selama ini banyak disajikan dalam bentuk statistik dan narasi. Dengan atlas, data tersebut kami integrasikan ke dalam peta sehingga memudahkan pemerintah daerah dan masyarakat untuk memahami capaian dan kesenjangan pembangunan antarwilayah,” kata Dwi Maryanto.
Tidak hanya itu, guna menjawab kebutuhan akan akses informasi yang cepat dan interaktif, BIG juga memperkenalkan e-Atlas Nasional Indonesia, sebuah platform digital yang dapat diakses melalui atlas.big.go.id. Platform ini menampilkan data dan informasi geospasial tematik dalam bentuk peta, grafik, dan narasi yang mudah dipahami.
Dengan fitur pencarian berdasarkan wilayah, tema, dan jenis informasi, e-Atlas menjadi sarana publikasi dan edukasi geospasial berbasis web yang mendukung pengambilan kebijakan dan pembelajaran spasial. “Kami terus menyempurnakan fitur e-Atlas agar semakin mudah digunakan,” pungkas Rakyan Paksi Nagara.
Reporter: Kesturi Haryunani
Editor: Intan Pujawati