Selasa, 11 November 2025   |   WIB
id | en
Selasa, 11 November 2025   |   WIB
BIG dan JUPEM Perkuat Kolaborasi Geospasial Serumpun

Cibinong, Berita Geospasial - Badan Informasi Geospasial (BIG) menerima kunjungan kerja Jabatan Ukur dan Pemetaan Malaysia (JUPEM) di Kantor BIG, Cibinong pada Kamis, 6 November 2025. Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi teknis dan berbagi pengalaman dalam pengelolaan informasi geospasial antara Indonesia dan Malaysia.

Direktur Pemetaan Batas Wilayah dan Nama Rupabumi BIG Khafid dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi berkelanjutan antara kedua lembaga dalam bidang survei dan pemetaan. Ia menyebut, kerja sama teknis menjadi kunci dalam menghadapi tantangan luasnya wilayah dan kebutuhan data geospasial yang akurat.

“Kolaborasi seperti ini sangat penting karena kita sama-sama menghadapi tantangan yang serupa dalam penyediaan data geospasial yang presisi,” ujar Khafid.

Dari pihak JUPEM, Director of Survey Geodetic Survey Division Shabudin Saad menyampaikan bahwa kunjungan ini menjadi kesempatan berharga untuk memperdalam hubungan kerja sama yang telah lama terjalin antara BIG dan JUPEM. “Kami ingin mengetahui bagaimana BIG mengelola informasi geospasial di Indonesia. Ini peluang baik untuk saling belajar dan berbagi praktik terbaik,” ujarnya.

Saat sesi diskusi, Assistant Director of Survey JUPEM Nurul Husna Aziz menanyakan pemanfaatan Continuously Operating Reference Station (CORS) di Indonesia, khususnya dalam mitigasi bencana. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Febylian Fahmi Chabibi, Surveyor Pemetaan BIG, yang menjelaskan bahwa fokus utama pemanfaatan jaringan CORS saat ini berada di wilayah rawan bencana karena jaringan nasional masih dalam tahap pengembangan.

“Kami fokus pada area yang prone to disaster, karena jaringan CORS nasional belum sepenuhnya mencakup seluruh wilayah Indonesia,” jelas Febylian.

Ia mencontohkan penerapan sistem tersebut di Gunung Slamet, di mana lima Global Navigation Satellite System (GNSS) di sekitar gunung diikat melalui satu titik CORS. Proyek ini merupakan pilot project kolaboratif dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi.

“Datanya dapat dibaca secara real-time. Jika terdeteksi pergeseran lebih dari 10 sentimeter, sistem akan memberikan peringatan otomatis,” tambahnya.

Selain itu, Bagas Triarahmadhana, Surveyor Pemetaan BIG, memaparkan proposal Serumpun Melayu Geoid Project (SMGP) yang bertujuan mengembangkan model geoid terpadu di Kalimantan. Menurutnya, perbedaan sistem referensi vertikal antara Indonesia dan Malaysia dapat menimbulkan ketidaksesuaian data, terutama dalam pembangunan infrastruktur lintas batas.

“Jika nanti ada pembangunan jalan atau jembatan yang menghubungkan kedua negara, referensi tinggi harus sama agar tidak terjadi selisih elevasi,” jelas Bagas.

Shabudin Saad menyatakan bahwa JUPEM menyambut baik inisiatif tersebut dan siap menindaklanjutinya. “Kami menyambut baik proposal ini dan akan membahasnya lebih lanjut di JUPEM,” ungkapnya.

Reporter: Achmad Faisal Nurghani
Editor: Kesturi Haryunani