Surabaya, Berita Geospasial - Bertempat di Hotel JW Mariot, Pusat Pemetaan Rupabumi dan Tata Ruang (PPRT) Badan Informasi Geospasial (BIG) mengadakan acara “Penelaahan Toponim Pusat Wilayah Provinsi Jawa Timur” yang diadakan di Kota Bandung pada 12 Nopember – 16 November 2019. Acara ini dihadiri oleh 45 orang peserta yang merupakan verifikator kabupaten/kota dari kabupaten/kota di Jawa Timur.
NKRI mempunyai banyak UNSUR RUPABUMI baik UNSUR RUPABUMI ALAMI (pulau, kepulauan, gunung, pegunungan, bukit, dataran tinggi, gua, lembah, tanjung, semenanjung, samudera, laut, gunung bawah laut, palung, selat, teluk, danau, sungai, dan muara) dan UNSUR RUPABUMI BUATAN (bandara, bendungan, waduk, jembatan, terowongan, mercu suar, kawasan permukiman, kawasan industri, kawasan pengelolaan darat/laut, candi, dan tugu, serta wilayah administrasi).
Sebagian besar unsur geografis /rupabumi tersebut masih banyak yang belum bernama, & yg sdh bernama msh perlu dilakukan pembakuan, termasuk unsur rupabumi buatan - warisan budaya.
Mengawali acara, Harry Ferdiansyah sebagai Kepala Bidang Toponim BIG dalam sambutannya menjelaskan bahwa acara ini diadakan untuk menghasilkan daftar toponim yang terverifikasi hingga siap untuk dibakukan sesuai dengan Peraturan Kepala BIG Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Pembakuan Nama Rupabumi. Seperti sebelum-sebelumya penelaahan topinim ini sudah dilakukan sebanyak 6 kali dan jawa timur adalah provinsi terakhir untuk tahun ini, harapanya dengan adanya acara ini setiap kabupaten/kota dari kabupaten/kota di jawa timur bisa mengelola data secara mandiri yang nantinya akan dimasukan didalam aplikasi SAKTI, tuturnya.
Didalam acara ini Kasubdit Toponimi, Data dan Kodefikasi Wilayah II, Kementerian Dalam Negeri Heru Santoso menyampaikan bahawa, Urgensi Pembakuan Nama Rupabumi diantaranya ada :
Saat ini kita berada di zaman dimana Revolusi Industri 4.0 baru saja dimulai. Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep automatisasi didalam pengaplikasiannya Karena dengan adanya Revolusi Industri 4.0 merupakan hal vital demi efisiensi waktu, tenaga kerja, dan biaya.
Kompetensi SDM dalam menyongsong Revolusi Industri 4.0 tidak bisa ditawar lagi. Kompetensi SDM terkait perubahan dunia kerja adalah kunci sukses bila tidak ingin menjadi penonton dalam Revolusi Industri 4.0 di mana terjadi perubahan yang begitu cepat dan masif.Kita berharap kehadiran revolusi 4.0 yang sudah menjadi agenda nasional bisa menjadi pegangan yang konsisten. Tentu, sukses menyambut Revolusi Industri 4.0 bukan tugas pemerintah semata, tetapi dibutuhkan dukungan segenap komponen bangsa karena kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri harus saling bersinergi, tuturnya.
Kemudian acara dilanjutkan foto bersama dengan peserta penelaahan toponim wilayah provinsi jawa timur sekaligus penyerahan cinderamata oleh Badan Informasi Geospasial kepada Kasubdit Toponimi dan Kodefikasi Wilayah II, Kementerian Dalam Negeri. (IP)