Berita Geospasial, Bogor – Informasi Geospasial semakin dibutuhkan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya aplikasi dan perusahaan startup yang menggunakan infomasi geospasial sebagai backbone dalam proses bisnisnya. Hal ini menunjukkan bahwa peluang di bidang informasi geospasial terbuka lebar dan menjadi bidang yang sangat menarik untuk digarap.
“Dulu, sebelum ada smartphone setiap kita datang ke lokasi baru, kita harus bertanya di setiap tikungan. Kini, dengan informasi geospasial yang akurat, kita bisa sampai tanpa bertanya. Ini menghemat banyak waktu,” tutur Kepala Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial BIG Khafid ketika memaparkan laporan pembuka pada acara 2nd GeoInnovation Bootcamp bertema “Penyelenggaraan Pemanfaatan Aplikasi Peta Kita” di Kota Bogor, 15 Oktober 2019.
Menurut Khafid, ke depannya informasi geospasial akan semakin dimanfaatkan secara luar biasa. Misalnya untuk kendaraan autopilot, informasi geospasial yang dibutuhkan tak hanya berhenti pada 2 dimensi, ruang 3 dimensi pun menjadi sangat relevan.
Untuk itu ia berharap generasi milenial harus memiliki sikap dan mindset sebagai inovator. “Salah satu tujuan dari GeoInnovation Bootcamp ini adalah memberi trigger untuk anak-anak muda untuk berinovasi pada bidang informasi geospasial,” jelas Khafid.
Masyarakat dapat turut serta dalam mendukung penyelenggaraan informasi geospasial nasional melalui pemetaan partisipatif. Proses pemetaan yang dilakukan secara mandiri akan memangkas biaya dan waktu pembuatan.
Khafid pun memberi contoh kebutuhan atas peta desa. Menurutnya, ada banyak potensi yang bisa digali dari peta desa. “Hingga saat ini BIG baru bisa menelusuri batas desa, itu pun dengan effort yang luar biasa. Di samping itu, ada banyak tema yang bisa diangkat pada peta desa untuk digarap oleh masyarakat di wilayah tersebut,” jelasnya.
Selain mengikuti penjurian, ke-20 finalis 2nd GeoInnovation Bootcamp akan mengikuti diskusi panel bertema “Pemetaan Desa Partisipatif dalam Mendukung Kebijakan Satu Peta untuk Pembangunan Berkelanjutan Indonesia” yang menghadirkan para pakar dan mereka yang telah berpengalaman di bidang partisipatory mapping. (MAD)