Berita Geospasial, Jakarta– Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik Badan Informasi Geospasial (BIG) Antonius Bambang Wijanarto optimis Pemetaan Skala Besar seluruh wilayah Indonesia dapat terselesaikan. Ia menjelaskan bagaimana teknologi telah jauh berkembang dan dapat dimanfaatkan untuk membantu proses percepatan.
“Tidak sekadar percepatan, kita butuh loncatan, butuh hal yang luar biasa,” tutur Antonius pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pembahasan Kebutuhan Pengguna Peta Dasar Skala Besar di Jakarta, 30 September 2019.
Antonius menyampaikan berkembangnya tren global pada teknologi positioning yang semakin presisi. Tak hanya itu, artificial intelligence, machine learning, serta deep learning telah berkembang sedemikan pesatnya. Hal itu dapat menyumbangkan kekuatan besar pada bidang geospasial.
“Otomatisasi menjadi hal yang diperlukan. Termasuk otomatisasi dalam akuisisi data dan mapping. Ini membuka kesempatan untuk terjadinya loncatan. Ini mesti menjadi perhatian semua pihak, baik pemerintah maupun swasta yang berkecimpung dalam bidang jasa dan produk geospasial,” jelas Antonius.
Supaya berdaya guna, informasi geospasial mesti terknoneksi dengan data-data statistik dan data lainnya yang belum terstruktur. Isu-isu perubahan iklim, kekeringan, maupun pertahaan dan keamanan membutuhkan informasi geospasial.
Antonius berharap akuisisi data di laut juga tersentuh karena kebutuhannya juga mendesak. Data tersebut dibutuhkan untuk pengelolaan sumber daya alam. Pemerintah menggunakannya untuk menghitung neraca sumber daya alam. Bila kemampuan setiap daerah dapat diketahui dengan terukur, sumber daya lama dapat dikelola dengan lebih baik.
“Apapun yang terjadi. Peta dasar skala besar seluruh indonesia harus disapu bersih. Termasuk lautnya,” tutur Antonius. (MAD)