Selasa, 26 November 2024   |   WIB
id | en
Selasa, 26 November 2024   |   WIB
Universitas Bakrie untuk Pertama Kalinya Berkunjung ke BIG

Cibinong, Berita Geospasial – Sebanyak 53 mahasiswa Program Studi Sistem Informasi dan Terknik Lingkungan dari Universitas Bakrie berkunjung ke Badan Informasi Geospasial (BIG) pada Rabu, 13 Februari 2019. Kunjungan ini adalah salah satu upaya yang dilakukan BIG untuk mensosialisasikan Informasi Geospasial (IG) dan pemanfaatannya kepada masyarakat.

Rombongan diterima Kepala Pusat Penelitian, Promosi, dan Kerja Sama BIG Wiwin Ambarwulan. Dalam sambutannya, ia menjelaskan tentang Kebijakan Satu Peta (KSP) yang telah diluncurkan Presiden Joko Widodo pada Desember tahun lalu.

“KSP ini lahir ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanyakan luas sawah, namun tidak ada yang bisa menjawab secara pasti. Setiap kementerian/lembaga (K/L) memiliki jawaban berbeda-beda. Dari situlah muncul keputusan agar ada satu peta dengan satu referensi yang digunakan untuk setiap pengambilan keputusan di K/L,” terang Wiwin di Ruang Rapat C1-2, Gedung C, Kantor BIG, Cibinong, Bogor.

Keputusan tersebut, lanjut Wiwin, ditindaklanjuti pada masa pemerintahan Presiden Jokowi dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta (KSP) pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000. BIG ditunjuk sebagai Ketua Tim Pelaksana KSP.

Sebagai Ketua Tim KSP, BIG berupaya sebaik mungkin agar tercipta satu peta, satu database, satu referensi, dan satu geoportal yang menjadi dasar pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan nasional. Tidak hanya itu, BIG juga berperan penting di bidang kebencanaan.

“Kami memiliki Tim Satuan Reaksi Cepat (SRC) yang akan bergerak memetakan daerah terdampak jika terjadi bencana di berbagai daerah,” ucap Wiwin.

Selain itu, BIG juga berperan menentukan batas wilayah suatu daerah yang dikerjakan Pusat Pemetaan Batas Wilayah (PPBW) bekerjasam dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Penentuan batas ini penting karena berdampak pada perolehan dana desa.

Sementara itu, Dosen Universitas Bakrie yang diwakili Siti Rohajawati menjelaskan bahwa Universitas Bakrie baru berdiri pada 2009. Informasi Geospasial yang dikelola BIG banyak berhubungan denan Program Studi Sistem Informasi dan Teknik Lingkungan.

“Kami memang mencari instansi mana yang cocok dan akhirnya menemukan BIG untuk menjadi tujuan dari kegiatan kunjungan ini,” jelas Siti.

Pada sesi pemaparan materi, staf Bidang Promosi dan Kerja Sama BIG Dian Ardiansyah menerangkan bahwa BIG sebelumnya bernama Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang IG, maka tugas pokok dan fungsi BIG pun mengalami perubahan.

Menyusul kemudian pemaparan Anggi Tiarasani dari Pusat Pemetan Kelautan dan Lingkungan Pantai (PKLP) tentang survei hidrografi. “Survei hidrografi adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi yang terdapat di wilayah perairan (sungai, danau, pantai dan laut),” kata dia.

Ada tiga jenis informasi yang didapatkan, yaitu terkait kedalaman, sifat fisik perairan, dan profil atau kenampakan dasar laut. Dalam hal ini, PKLP BIG melaksanakan survei hidrografi di mana data yang dihasilkan digunakan sebagai bahan pembuatan Peta Lingkungan Pantai (LPI) dan Peta Lingkungan Laut nasional (LLN).

Berikutnya adalah materi terkait rappid mapping oleh Dwi Maryanto dari Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik (PPIT). Ia menuturkan bahwa di PPIT BIG terdapat Tim SRC yang bertugas memetakan terkait kebencanaan di BIG.

“Ada empat siklus manajemen bencana, yaitu kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, serta pencegahan, dan mitigasi. Pemetaan cepat sangat dibutuhkan, terutama dalam masa tanggap darurat, untuk menentukan titik lokasi bantuan maupun lokasi tenda darurat,” ucapnya.

Terakhir, materi dari Kepala Bidang Penelitian Nursugi. Ia menjelaskan bagaimana riset di BIG dan Sistem Informasi Geografis (GIS). Dipaparakan juga bagaimana awal mula pembuatan peta dan perkembangannya hingga saat ini.

Acara kunjungan ditutup dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Peserta kemudian diajak belajar tentang drone atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) di lapangan BIG. (LR/NIN).