Jumat, 27 September 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 27 September 2024   |   WIB
Kajian Ilmiah Bantu Nelayan Tangkap Ikan

Kepulauan Seribu, Berita Geospasial - Kajian ilmiah tak hanya bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Lebih jauh dari itu, kajian ilmiah dapat dimanfaatkan untuk membantu dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Badan Informasi Geospasial (BIG) memiliki posisi penting untuk memberikan kajian-kajian ilmiah di bidang kelautan. "Masyarakat bisa menggunakan kajian ini untuk kesehariannya. Nelayan tak perlu lagi coba-coba, trial and error, mencari ikan. Ini snagat berguna untuk menekan biaya produksi,” tutur anggota Komisi VII DPR Ivan Doly Gultom saat memberikan sambutan pada Diseminasi Informasi Geospasial (IG) di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Kamis, 14 Februari 2019.

Penyataan Ivan tersebut diamini Yoniar Hufan Ramadhani, Staf Bidang Pemetaan dan Integrasi Tematik Laut BIG, yang menjadi narasumber dalam diseminasi bertajuk Pemetaan Sumber Daya Kelautan tersebut.

Hufan menjelaskan, nelayan dapat memanfaatkan peta suhu permukaan laut untuk menentukan area mana saja yang kaya akan ikan. Ada pula peta terumbu karang dan peta mangrove yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bidang pariwisata.

“Kepulauan Seribu memiliki potensi wisata yang luar biasa. Jaraknya yang dekat dari Ibu Kota membuatnya mudah dijangkau. Wisatawan mancanegara tinggal terbang ke Jakarta dan menempuh perjalanan lebih singkat jika dibandingkan dengan kepulauan lainnya di Indonesia,” tutur Hufan.

Sejumlah 100 peserta yang hadir dalam kegiatan ini terlihat antusias menyimak presentasi. Pak Sukarta, warga Pulau Lancang, bertanya soal keamanan penduduk di Pulau Lancang terkait dengan rentetan bencana alam yang terjadi belakangan.

Kepala Pusat Penelitian, Promosi, dan Kerja Sama Wiwin Ambarwulan menjelaskan, BIG menyediakan peta dasar yang dimanfaatkan kementerian lain untuk membuat peta rawan bencana. Dari situ, warga bisa melihat ada potensi bencana apa di daerahnya.

"Yang lebih penting adalah warga harus sudah mulai akrab dengan bencana. Artinya, dari sekarang sudah tahu tanda-tanda dan apa saja yang harus dilakukaan saat bencana datang," jelas Wiwin. (MAD/NIN).