Untuk pertama kalinya setelah terbentuk Kepengurusan Ikatan Geografi Indonesia (IGI) periode 2006 -2010, IGI menggelar Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IX. PIT kali ini diselenggarakan di Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara. Hadir dalam pertemuan tersebut sekitar 585 orang anggota IGI yang berasal dari perwakilan Makassar, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Bengkulu dan Medan, ditambah dengan hadirnya beberapa narasumber seperti Kepala BAKOSURTANAL dan Kepala BMG. PIT kesepuluh ini dibuka oleh Rektor Universitas Negeri Medan Drs. Syawal Ghultorri, M.Pd., hari Sabtu (24/11/2007).
Pertemuan dengan tema “Pembangunan Wilayah Berwawasan Lingkungan dan Kebencanaan”, nampaknya sangat tepat diangkat oleh para Geograf Indonesia, mengingat peranannya yang belum terlalu menonjol dalam pembangunan wilayah di negeri ini. Banyak permasalahan bersifat kewilayahan, termasuk kemungkinan bencana yang sebenarnya dapat diprediksi sejak awal oleh para Geograf, misalnya bencana banjir, longsor dan kekeringan, namun hingga kini dirasakan seolah tidak pernah terdengar gaungnya.
Dalam PIT tersebut yang menjadi salah satu bahan diskusi utama adalah kurikulum Geografi di sekolah menengah sampai dengan perguruan tinggi. Pertemuan tersebut juga dijadikan kesempatan dari para staf pengajar Geografi untuk menyampaikan berbagai kesulitannya dalam mengajar Ilmu Geografi, terutama bahan ajar atau alat peraga untuk menjelaskan kepada siswa-siswinya.
Untuk memecahkan beberapa masalah tersebut, Ketua IGI, Suratman Woro, merekomendasikan beberapa hal, antara lain:
Pada pertemuan kali ini, Kepala BAKOSURTANAL, Rudolf W. Matindas menyampaikan makalah berjudul “Pembangunan Wilayah Berwawasan Lingkungan dan Kebencanaan Pendekatan Geografis”. Sedangkan Kepala BMG, Sri Woro, mempresentasikan makalah berjudul “Global Warming, Pengaruhnya Secara`Global dan Nasional serta Kaitannya dengan Isu Indonesia sebagai Negara Emitor ke-3 di Dunia”. YL