Kota Padang merupakan kota yang berada di daerah paling rawan bencana di wilayah Indonesia. Pasalnya menurut pengamat bencana dari Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Sudibijakto, Padang berada di jalur subduksi gempa bumi di Indonesia.
''Kota padang itu berada tepat di jalur pertemuan lempengan Indo Australia dan Indonesia. Sehingga Kota Padang sangat beresiko tinggi terhadap bencana gempa bumi,'' paparnya saat dihubungi, Kamis kemarin.
Selain dijuluki risky city, Kota Padang juga dijuluki dengan sebutan kota multiple disaster. Pasalnya kata Sudibijakto, selain berada tepat di pertemuan dua lempengan bumi, Padang juga diapit oleh Bukit Barisan, dimana bukit tersebut rawan longsor ketika gempa terjadi.
''Padahal kota Padang sangat sempit dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Walaupun Padang sudah sangat siaga dengan bencana tetapi korban cukup banyak bahkan saya perkirakan mencapai ribuan,'' tambahnya.
Dengan kondisi multiple disaster tersebut PSBA, mengusulkan agar pencarian lokasi untuk tempat pengungsian bagi korban selamat diperhitungkan sebaik mungkin. Pasalnya, gempa susulan diprediksikan masih akan terjadi hingga lima bahkan tujuh hari kedepan. Sehingga jika lokasi pengungsian tidak cukup aman maka longsor dari Bukit Barisan masih akan terjadi.
''Tipikal gempa besar seperti di Padang itu biasanya akan ada gempa susulan hingga tujuh hari kedepan sampai lempengan yang bertemu dan menimbulkan gempa memperoleh keseimbangan. Jika tempat pengungsian masih dekat dengan bukti maka hal tersebut akan membahayakan pengungsi karena Bukit Barisan masih rawan longsor jika ada gempa susulan,'' tegasnya.
Menurutnya, saat ini selain logistik dan obat-obatan pada era tanggap darurat para korban membutuhkan tim medis khususnya bedah tulang. Karena jika salah penanganan kesehatan pada korban yang terkena runtuhan rumah akibatnya bisa fatal.
Sumber: www.republika.co.id