Jumat, 01 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 01 November 2024   |   WIB
Ekspedisi Penerbangan Solo Menpora Wanadri

Salah satu kegiatan untuk Peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) bekerjasama dengan Wanadri, melakukan Ekspedisi Penerbangan Solo dari Sabang sampai Merauke. Ekspedisi terbang solo dengan pesawat trike (Pegasus GT 450-9125-100HP) dilakukan oleh Soleh Sudradjat dari Wanadri, menempuh jarak 6.435 km (Direct Line/per Way Point).

Penerbangan solo ini diawali dari Bandara Maimun Saleh di Sabang, pada taggal 15 Mei 2008, dan mendarat di Medan. Selanjutnya Soleh akan mendarat di 30 kota lainnya, hingga Merauke, yang dijadwalkan pada tanggal 17 Juni 2008. Ke-32 kota dari 15 provinsi ini direncanakan ditempuh selama 34 hari dengan ketinggian terbang 3.000 hingga 10.000 kaki (feet).

Untuk melakukan ekspedisi ini tentu saja, harus didukung oleh data berupa peta jalur terbang, yang telah dibuat khusus oleh Bidang Pemetaan Dasar Kedirgantaraan, Pusat Pemetaan Dasar Kelautan dan Kedirgantaraan (PDKK) BAKOSURTANAL. Peta Indonesia secara keseluruhan, untuk menunjukkan rute yang ditempuh, dibuat dengan skala 1:3.000.000.

Kang Soleh, demikian biasa disapa, juga dilengkapi dengan Peta Jalur Terbang per Lag yang dibuat pada skala 1: 250.000. Dalam setiap lag, terdapat 4 - 5 peta. Peta Jalur Terbang tersebut dibuat secara khusus untuk Ekspedisi Penerbangan Solo, sehingga memiliki disain yang berbeda dengan peta penerbangan lainnya. Selain itu, pesawat kecil tersebut juga dilengkapi dengan alat navigasi elektronik, seperti GPS, yang akan membantu dalam penerbangan.

Peta-peta tersebut telah diserahkan Deputi Bidang Pemetaan Dasar BAKOSURTANAL, Chaerul Hafidin, kepada Deputi Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga Menpora, Sudradjat Rasyid, yang selanjutnya akan digunakan oleh Soleh Sudradjat untuk menempuh ekspedisi. Penyerahan dilakukan bersamaan dengan acara jumpa pers Ekspedisi Penerbangan Solo Menpora Wanadri di Kantor Menpora, Selasa, 6 Mei 2008.

Ekspedisi, selain sebagai bagian dari Agenda Nasional Peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional, juga ditujukan untuk menggalang dana Rumah Sakit Gawat Darurat pertama di Indonesia. Saat ini telah tersedia lahan seluas lima hektar di Jatinangor, Jawa Barat dan sebuah mobil operasional, yang merupakan bantuan dari Gubernur Jawa Barat.

Menurut Menpora, Adhyaksa Dault, "Pemuda-pemudi di sepanjang sejarah Indonesia selalu berperan aktif dalam mentuk visi kebangsaan dan ke-Indonesia-an, dan ekspedisi ini, yang diprakarsai oleh kaum muda juga, bertujuan mewujudkan visi yang bersifat pionir, yakni pembangunan rumah sakit gawat darurat yang belum kita miliki".

Semangat Soleh Sudradjat patut kita tiru. Kita dapat melakukan hal-hal lainnya yang lebih bermanfaat bagi bangsa dan negara ini, juga bagi nilai-nilai kemanusian, seperti semangat yang dimiliki Soleh Sudradjat.AC