Medan, 14 Mei 2012 telah diawali kegiatan ujicoba keterbacaan peta taktual (peta raba) sumberdaya alam di di SLB Yapentra dan Karyamurni, Medan Sumatera Utara. Hadir dalam ujicoba tersebut adalah Inspektur BAKOSURTANAL, Ajum Muhtar, Tim Teknis BAKOSURTANAL, dan Tim Teknis Resource Centre Pendidikan Inklusif Yogyakarta.
Peta yang diujicobakan adalah Draft Peta Taktual Sumberdaya Alam Abiotik fokus hasil tambang, yang telah diselesaikan pada pertengahan April 2012. Ujicoba keterbacaan dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan siswa dan guru tunanetra memahami sumberdaya alam di Indonesia. Pelaksanaan ujicoba dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 14, 15, 16 Mei 2012 diikuti oleh 34 peserta terdiri dari siswa SMP, SMA, SMK, dan guru tunanetra. Para peserta cukup antusias membaca peta dengan cara meraba peta taktual tiga dimensi plus huruf braille. Bagi mereka, pengetahuan ini sangat berharga karena dapat meningkatkan pemahaman wawasan nusantara dan menambah rasa cinta tanah air. Dalam membuat peta taktual sumberdaya alam abiotik ini, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional bekerja sama dengan Fakultas Geografi UGM, Resource Centre Pendidikan Inklusif Provinsi DI Yogyakarta, dan Yayasan Dria Manunggal Yogyakarta.
Dalam kesempatan berharga ini, BAKOSURTANAL sekaligus menyerahkan 2 set Atlas Taktual Nasional Indonesia tema wilayah administrasi kepada siswa tunanetra mewakili kedua SLB tersebut. Atlas tersebut diharapkan dapat digunakan siswa dan guru tunanetra untuk memahami wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peta yang berbasis informasi keruangan berperan untuk mengenalkan sumberdaya kepada publik. Bagi warga negara yang mempunyai penglihatan normal (awas), membaca peta bertema keberadaan sumberdaya alam tentu relatif lebih mudah dibanding warga negara yang mempunyai penglihatan rendah (low vision) maupun buta total. Bagi tunanetra yang mengandalkan indera peraba untuk memperoleh informasi, diperlukan media khusus untuk mengenal keberadaan sumberdaya alam. Peta taktual (raba) dikombinasikan dengan huruf braille dapat menjadi solusi bagi warga negara berkebutuhan khusus ini untuk mengenal sumberdaya alam Indonesia.
Kekayaan sumberdaya alam di nusantara cukup melimpah, terdiri dari sumberdaya biotik maupun abiotik. Keberadaannya sangat vital untuk mendukung kesejahteraan warga negara Indonesia. Untuk itu, kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan sumberdaya alam yang terbentang dari Aceh sampai Papua. Pengenalan terhadap keberadaan sumberdaya alam nusantara bagi setiap warga negara cukup penting untuk menambah rasa syukur.
Sebagai informasi, tahun 2010 telah terbangun peta taktual tema wilayah Indonesia dan tahun 2011 terbangun peta taktual tema transportasi. Ujicoba kedua tema tersebut telah dilakukan di Sekolah Luar Biasa di Bandung, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Palembang, dan Makassar. Sebagai tindak lanjut pasca ujicoba, produk peta taktual tema wilayah administrasi resmi diluncurkan pada tanggal 17 Oktober 2011.
Oleh: Fakhruddin Mustofa dan Sugeng Murdoko