Rabu, 12 November 2025   |   WIB
en | id
Rabu, 12 November 2025   |   WIB
Sinergi BIG dan BRIN Perkuat Data Geospasial untuk Mitigasi Bencana Geologi

Cibinong, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi menjalin kerja sama tentang Kolaborasi Kajian Pemanfaatan Jaring Kontrol Geodesi untuk Bidang Kebencanaan Geologi dan Pengembangan Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI). Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) pada 30 April 2025 di Kantor BIG, Cibinong, yang dihadiri pejabat tinggi dan perwakilan teknis dari kedua lembaga.

Melalui kerja sama ini, BIG dan BRIN sepakat memanfaatkan Jaring Kontrol Geodesi (JKG) untuk mendukung riset dan kebijakan penanggulangan bencana berbasis data spasial dan keilmuan geologi. Kolaborasi ini melibatkan Direktorat Sistem Referensi Geospasial (SRG) BIG dan Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) BRIN.

“Kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam pemanfaatan Sistem Referensi Geospasial Nasional (SRGN) untuk kajian kebencanaan. Dengan dukungan data JKG dan riset geologi dari BRIN, kita dapat menghasilkan peta risiko yang lebih akurat dan responsif terhadap kebutuhan daerah rawan bencana,” ujar Direktur SRG BIG Moh. Fifik Syafiudin.

Kesepakatan kerja sama mencakup pemanfaatan data JKG, integrasi SRGN, serta pengembangan riset deformasi tektonik dan bahaya geologi, seperti gempa bumi, gerakan tanah, dan aktivitas gunung api. Ruang lingkup kerja sama juga mencakup pengembangan observatorium sesar aktif, penyusunan peta bahaya, hingga publikasi ilmiah bersama.

“Kolaborasi ini adalah bentuk nyata sinergi antarlembaga pemerintah dalam menghadapi tantangan kebencanaan. Data dan sistem yang dikembangkan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kebijakan nasional dan edukasi publik,” tutur Fifik.

Peneliti Ahli Madya PRKG BRIN Nuranini Rahma Hanifa mengatakan, salah satu inisiatif penting dalam kolaborasi ini adalah pengembangan observatorium sesar aktif di Jawa Barat, yang bertujuan memantau aktivitas Sesar Lembang dan Cimandiri secara spasial dan temporal. "Pemanfaatan data JKG yang disediakan BIG sangat krusial dalam memutakhirkan peta sumber bahaya gempa bumi secara berkelanjutan, terutama di kawasan padat penduduk, seperti Bandung Metropolitan," jelasnya.

Observatorium tersebut, lanjut Nuraini, akan dilengkapi dengan seismometer dan perangkat GPS yang ditempatkan secara strategis guna mengamati deformasi dan aktivitas seismik di zona rawan. Adanya kolaborasi antara BRIN dan BIG akan memperkuat kapasitas nasional dalam menghasilkan peta bahaya gempa bumi yang valid dan langsung bermanfaat bagi pemerintah daerah dan masyarakat.

Penandatanganan PKS ini menjadi tonggak penting dalam integrasi keilmuan dan teknologi geospasial sebagai fondasi kebijakan mitigasi bencana di Indonesia.

Penandatanganan PKS ini menandai langkah maju dalam kolaborasi antarlembaga pemerintah untuk memperkuat mitigasi bencana nasional berbasis sains dan teknologi geospasial. (LR/NIN)