
Cibinong, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG) melalui Direktorat Sistem Referensi Geospasial (SRG) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) untuk memperkuat sinergi dan menyempurnakan produk layanan data Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI). FGD yang digelar di kantor BIG ini menghadirkan para pakar terkemuka di bidang geodesi dan geomatika, yakni Hasanuddin Zainal Abidin, Kosasih Prijatna, serta Heri Andreas.
FGD mengangkat tema penguatan Produk Layanan SRGI sebagai fondasi utama seluruh aktivitas pemetaan dan pengembangan teknologi geospasial di Indonesia. Melalui forum ini, BIG menampung masukan strategis dari para pakar guna meningkatkan akurasi, kemutakhiran, serta kemudahan akses SRG secara nasional.
Direktur SRG BIG Moh. Fifik Syafiudin membuka kegiatan sekaligus memaparkan berbagai produk layanan yang dikembangkan Direktorat SRG. Ia menegaskan, SRGI memiliki peran strategis dalam mendukung berbagai sektor pembangunan nasional.
“Produk layanan SRGI menjadi acuan utama dalam kegiatan geospasial nasional, mulai dari pembangunan infrastruktur, penyusunan peta dasar untuk RDTR (Rencana Detail Tata Ruang), navigasi pelayaran, pemetaan wilayah pesisir, hingga mitigasi bencana. Oleh karena itu, kami terus berupaya meningkatkan kualitas dan kemanfaatannya,” ujar Fifik.
Ia berharap, pelaksanaan FGD ini dapat menjadi ruang diskusi yang konstruktif untuk menyempurnakan layanan SRGI agar semakin adaptif terhadap tantangan dan perkembangan teknologi geospasial. “Masukan dari para pakar sangat penting bagi kami untuk meningkatkan performa pemanfaatan produk SRGI, baik dari sisi akurasi, keberlanjutan data, maupun layanan kepada pengguna,” tambah Fifik.
Dalam paparannya, para pakar menyoroti pentingnya keandalan dan kemutakhiran setiap produk layanan SRGI, khususnya bagi sektor yang membutuhkan sistem referensi horizontal dan vertikal. Salah satu narasumber, Hasanuddin Zainal Abidin, menekankan bahwa sistem referensi geospasial yang kuat merupakan kunci dalam menjamin konsistensi data nasional.
“SRGI yang akurat dan termutakhir sangat krusial untuk memastikan seluruh data geospasial di Indonesia berada dalam satu referensi yang sama. Ke depan, penguatan jaring kontrol geodesi dan manajemen kualitas data harus menjadi perhatian utama,” ungkap Hasan.
Para pakar juga mendorong pengembangan SRGI yang berfokus pada peningkatan akurasi dan keberlanjutan data, modernisasi jaring kontrol geodesi, serta penguatan layanan sistem referensi, baik horizontal maupun vertikal. Selain itu, tata kelola data melalui penerapan Quality Control (QC), Quality Engineering (QE), dan Quality Assurance (QA) dinilai penting untuk menjamin data yang disediakan dapat dipertanggungjawabkan kepada pengguna.
FGD dilaksanakan secara hybrid dan dihadiri perwakilan dari sejumlah direktorat di BIG, antara lain Direktorat Pemetaan Rupabumi Wilayah Darat, Direktorat Pemetaan Rupabumi Wilayah Laut dan Pantai, serta Direktorat Pemetaan Batas Wilayah dan Nama Rupabumi.
Melalui FGD Produk Layanan Data SRGI ini, Direktorat SRG diharapkan terus mendorong pengembangan dan inovasi produk SRGI secara berkelanjutan. SRGI juga diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam mendukung pembangunan nasional serta mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Direktorat SRG
Editor: Kesturi Haryunani