Rabu, 12 November 2025   |   WIB
en | id
Rabu, 12 November 2025   |   WIB
BIG dan GSI Jepang Bahas Solusi Berkelanjutan untuk Pengelolaan Data Geospasial

Cibinong, Berita Geospasial – Pertukaran informasi menjadi hal yang mutlak dilakukan agar suatu lembaga terus berkembang. Berangkat dari hal tersebut, pada Kamis, 27 Februari 2025, Badan Informasi Geospasial (BIG) menerima lawatan dari delegasi Gespatial Information Authority of Japan (GSI) di Kantor BIG, Cibinong.

Kedatangan GSI yang dipimpin oleh Basara Miyahara, Deputy Director of the Geography and Crustal Dynamics Research Center of GSI ini dalam rangka untuk pertukaran informasi terkait teknologi dan pengelolaan referensi geospasial, penyelenggaraan pemetaan, serta membahas kemungkinan kerja sama dalam bidang pemetaanb dan geospasial. Pada kesempatan ini rombongan diterima oleh Kepala BIG Muh Aris Marfai.

"Kami sangat berterima kasih atas kunjungan ini. Kolaborasi antara lembaga pengelola data geospasial, terutama dengan agensi dari Jepang, sangat penting mengingat Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam pengelolaan data geospasial. Seperti wilayah Indonesia yang membentang lebih dari 5.000 km dari barat ke timur, dan berbagai tantangan topografi yang beragam, mulai dari daerah pegunungan hingga pesisir," ujar Aris dalam sambutannya.

Aris mengungkapkan pentingnya kolaborasi dengan lembaga Jepang yang memiliki banyak pengalaman di bidang geospasial. Ia juga menekankan urgensi teknologi dan pendanaan yang lebih baik untuk pengelolaan data geospasial di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa Indonesia sedang mempersiapkan peta dengan skala 1:5.000 untuk seluruh wilayah Indonesia.

"Kami sedang berusaha menyelesaikan pemetaan dengan skala yang lebih rinci, meskipun beberapa daerah telah selesai, masih banyak wilayah yang perlu diselesaikan," tuturnya.

Sementara itu, Basara menjelaskan tantangan serupa yang dihadapi oleh Jepang, terutama dalam mencari model bisnis yang berkelanjutan untuk pengelolaan data geospasial.

"Di Jepang, kami juga sedang berusaha mencari model yang lebih berkelanjutan untuk memastikan data geospasial dapat terus diperbarui dan diakses oleh masyarakat. Kami berharap dapat bekerja sama dengan BIG untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman," ungkapnya.

Sesi diskusi kemudian dilanjutkan dengan loka karya, serta kunjungan ke fasilitas dan laboratorium Sistem Referensi Geospasial (SRG) BIG. Pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi dalam meningkatkan pengelolaan SRG, dan penyelenggaraan pemetaan secara lebih efisien dan berkelanjutan. Terlebih lagi, kedua pihak juga sepakat untuk melanjutkan diskusi guna menggali lebih dalam potensi kerja sama. Dalam hal ini termasuk penerapan teknologi terkini dalam pemantauan pergerakan tektonik, serta pengembangan SRG. (RKI/LR)