Rabu, 12 November 2025   |   WIB
en | id
Rabu, 12 November 2025   |   WIB
BIG dan MGMP Geografi Madrasah Aliyah Bersinergi Tingkatkan Pembelajaran Geografi

Cibinong, Jawa Barat – Peningkatan pembelajaran geografi menjadi fokus bagi para guru Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Geografi dalam kunjungannya ke Badan Informasi Geospasial (BIG). Sebanyak 22 peserta dari MGMP Geografi Madrasah Aliyah (MA) Daerah Khusus Ibukota Jakarta memperbarui pengetahuan mereka mengenai Informasi Geospasial (IG) pada Jumat, 21 Februari 2025.

Tommy Nautico, Pranata Humas Muda BIG, membuka sesi dengan memperkenalkan produk-produk dan layanan BIG yang mendukung pengajaran geografi, termasuk pemetaan dan analisis data geospasial. Sesi diikuti dengan diskusi interaktif terkait tantangan para guru dalam mengajarkan materi geografi yang kompleks kepada murid-muridnya.

Tri, guru MA Pembangunan Jakarta, mengungkapkan tantangan besar yang dihadapi dalam mengajarkan materi geografi kelas 10 dan 12.

“Di kelas 10, kami mengajarkan penginderaan jauh, pemetaan, dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Sementara di kelas 12, fokusnya lebih kepada pemanfaatan data geospasial. Namun, materi ini sering kali terasa berat karena banyak dari kami berlatar belakang ilmu sosial, bukan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA),” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa geografi teknik seperti pengoperasian SIG, dan interpretasi citra satelit membutuhkan keterampilan teknis yang cukup tinggi, terutama bagi siswa dan guru yang belum terbiasa.

“Saya pernah mengikuti pelatihan di Universitas Islam Negeri (UIN), tapi tetap merasa sulit untuk mengimplementasikan penginderaan jauh dan SIG yang mudah dipahami siswa,” tambah Tri.

Eka Kurniawan, Widyaiswara BIG, kemudian memberikan solusi sederhana yang dapat diterapkan guru dalam menyampaikan materi geospasial.

“Kunci utamanya adalah menyederhanakan konsep dengan menggunakan objek-objek nyata yang mudah dikenali siswa. Misalnya, identifikasi objek muka bumi seperti bentuk sungai atau lahan terbuka yang bisa diakses melalui aplikasi peta digital,” ungkap Eka.

Setelahnya, Isna, Surveyor Pemetaan BIG, membahas lebih dalam tentang pentingnya pemantauan pergerakan lempeng bumi.

“BIG menggunakan instrumen Global Navigation Satellite System (GNSS) dan jaringan Indonesia Continuously Operating Reference Station (Ina-CORS) yang aktif selama 24 jam untuk memantau pergerakan sesar di beberapa lokasi. Ini membantu mengantisipasi deformasi kerak bumi yang bisa menyebabkan gempa,” jelasnya.

Rangkain acara ditutup dengan kunjungan ke Pelayanan Terpadu Informasi Geospasial (PTIG) BIG. Kunjungan ini diharapkan menjadi awal dari kolaborasi yang lebih erat antara BIG dan MGMP Geografi dalam meningkatkan pemahaman terhadap IG. (AFN/LR)