Kamis, 14 November 2024   |   WIB
id | en
Kamis, 14 November 2024   |   WIB
Membangun Literasi Geospasial melalui Atlas Bentang Sumber Daya Lahan Gunung Api

Manado, Berita Geospasial – Seperti dua sisi mata uang, karakteristik geomorfologi Indonesia menyimpan segudang potensi sumber daya alam sekaligus ancaman bencana yang maha dahsyat. Potensi dan ancaman tersebut adalah hasil proses jutaan tahun dari gejolak vulkanisme di Nusantara.

"Selama ini, gunung api identik dengan bencana. Padahal, gunung api juga menyimpan potensi sumber daya yang melimpah, termasuk keanekaragaman hayati di dalamnya," ujar Junun Sartohadi, ahli geomorfologi yang terlibat dalam penyusunan Atlas Bentang Sumber Daya Lahan Gunung Api oleh Direktorat Atlas dan Penggunaan Informasi Geospasial (DAPIG) Badan Informasi Geospasial (BIG).

Junun menambahkan, potensi sumber daya di wilayah gunung api sangat kaya dan perlu dipetakan serta dinarasikan sebagai wawasan yang bermanfaat bagi masyarakat. Karena itulah, BIG melalui DAPIG menyusun Atlas Bentang Sumber Daya Lahan Gunung Api.

"Gunung api memang bisa destruktif saat 'bergeliat', tapi itu bagian dari proses alam yang bisa dimanfaatkan di berbagai sektor. Dari proses itu bisa kita manfaatkan di berbagai sektor di wilayah sekitar gunungapi," jelas Junun.

Senada, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara Askhari Dg. Masikki mengatakan bahwa memetakan potensi sumber daya di wilayah gunung api perlu dilakukan. Hal tersebut juga dapat membantu memetakan kawasan konservasi.

"Memang perlu ground check untuk penyusunan atlas ini, di luar dari sumber-sumber yang sudah ada yang mungkin juga perlu diperbarui," tegas Askhari.

Sebagai informasi, Atlas Bentang Sumber Daya Lahan Gunung Api yang akan disusun tahun ini berisi beberapa gunung api tipe A di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, seperti Gunung Karangetang, Awu, Colo, Tangkoko, Lokon, Mahawu, Soputan, dan Gunung Ambang. Survei lapangan dilaksanakan pada 15-23 Juli dan 7-16 Agustus 2024 oleh tim dari DAPIG BIG. (AGA/NIN)