Sabtu, 06 Juli 2024   |   WIB
id | en
Sabtu, 06 Juli 2024   |   WIB
BIG Dorong Penurunan Stunting Melalui Optimalisasi Data dan IG

Semarang, Berita GeospasialStunting menjadi perhatian utama dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31. Pemerintah menargetkan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024. Bertempat di Semarang, pada Sabtu, 29 Juni 2024, Badan Informasi Geospasial (BIG) menghadiri puncak peringatan Harganas ke-31 yang mengambil tema `Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas’.

Dalam upaya penurunan angka stunting di Indonesia, BIG berperan serta melalui data dan Informasi Geospasial (IG). Data yang disediakan harus detil, sehingga dapat dimanfaatkan kementerian/lembaga lain.

“BIG mendukung penuh integrasi data stunting dengan data spasial untuk mencapai monitoring stunting yang lebih efektif dan optimal. Dengan menggabungkan data kesehatan anak yang mengalami stunting melalui IG, BIG berupaya menyediakan analisis yang lebih komprehensif mengenai penyebaran, dan faktor-faktor penyebab stunting di berbagai wilayah,” terang Kepala BIG, Muh Aris Marfai.

Lanjut Aris, pendekatan ini memungkinkan identifikasi daerah yang paling membutuhkan intervensi, dan pengembangan strategi yang lebih tepat sasaran. Integrasi tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan akurasi pemantauan, serta mempercepat pengambilan keputusan dalam upaya penanggulangan stunting di Indonesia.

Sementara itu dalam sambutannya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengatakan bahwa Indonesia telah mengalami puncak bonus demografi lebih awal dari yang diperkirakan. Ia menambahkan bahwa apa yang telah dilakukan selama ini belum cukup maksimal untuk menyiapkan generasi Z, dan generasi Alfa dalam menghadapi Indonesia Emas 2045.

“Perhitungan kita akan terjadi tahun 2030, tahun 2035 kita akan mengalami aging population. Berdasarkan data yang ada, saat ini kita ternyata telah memasuki era bonus demografi,” tutur Muhadjir.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengajak para orang tua, tokoh-tokoh masyarakat, pihak pemerintah, dan swasta untuk bersama-sama fokus membangun keluarga, karena untuk membangun negara harus dimulai dari keluarga.

“Dari keluarga inilah akan dilahirkan putra-putri generasi penerus masa depan, keluarga berperan mewariskan nilai luhur kehidupan dalam penentu pembangunan bangsa dan negara,” ungkap Hasto.

Senada, Kepala Pusat Penelitian, Promosi, dan Kerja Sama (PPKS) BIG Suprajaka, menambahkan bahwa BIG akan terus mendukung keberhasilan program intervensi untuk mengurangi angka stunting.

“Artinya harus tepat sasaran, berarti harus mengerti by name, by address, by koordinat. Tugas kita harus mampu menyediakan IG terkait dengan potensi, kendala, dan gambaran suatu wilayah stunting, sehingga ketika melakukan intervensi program stunting tidak hanya berupa pemberian bantuan, tapi harus disesuaikan dengan kondisi wilayahnya,” ujar Suprajaka. (RP/LR)