Kamis, 14 November 2024   |   WIB
id | en
Kamis, 14 November 2024   |   WIB
ICRAF Indonesia Datangi BIG untuk Wujudkan Proyek SOLUSI

Cibinong, Berita Geospasial - International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF, the World Agroforestry) saat ini sedang menjalankan kegiatan bertajuk Solution for Integrated Land and Seascape in Indonesia (SOLUSI). Kegiatan ini bertujuan mengatasi degradasi lahan dan memperkuat ketahanan ekosistem laut Indonesia, khususnya di Bangka Belitung, Sulawesi Tengah, dan Jawa Tengah.

“Kami hadir di sini untuk mendapatkan informasi terkait standar dan progress pemetaan sumber daya pesisir termasuk mangrove, padang lamun, dan terumbu karang yang sudah dilakukan oleh BIG,” tutur Direktur Asia ICRAF Sonya Dewi saat melakukan audiensi dengan Kepala BIG pada Kamis, 18 Januari 2024.

Sonya juga menjelaskan, proyek yang sedang dilaksanakan tersebut berfokus pada pengembangan mata pencaharian yang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim, melalui pelibatan pemangku kepentingan di tingkat nasional dan sub-nasional untuk meningkatkan perencanaan tata ruang dan pembangunan.

Kepala BIG Muh Aris Marfai menyambut baik agenda ICRAF tersebut. Ia pun menyampaikan, bahwa Informasi Geospasial (IG) juga dibutuhkan oleh Non-Government Organization (NGO).

“Paling tidak ada tiga tugas utama BIG, yaitu penyelenggaraan Informasi Geospasial Dasar (IGD), pembinaan penyelenggaraan Informasi Geospasial Tematik (IGT), dan pendampingan pembangunan Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG) yang digunakan untuk berbagi-pakai data dan IG,” paparnya.

Dalam penyelenggaraan IG, lanjut Aris, BIG bertanggungjawab menyediakan peta rupabumi dalam berbagi skala. Termasuk dalam kegiatan tersebut adalah penyediaan referensi pemetaan dalam bentuk stasiun Continuously Operating Reference Stations (CORS) dan pasang surut (pasut).

“Data referensi dari CORS dan pasut, serta peta rupabumi semua skala dapat diperoleh secara gratis dan dapat digunakan untuk mendukung kegiatan di ICRAF,” jelas Aris.

Sekretaris Utama BIG Belinda Arunarwati Margono menambahkan, perlu adanya dokumen kerja sama sebagai tindak lanjut dari audiensi ini. Dokumen tersebut akan menjadi dasar pelaksanaan kegiatan kedua belah pihak.

“Harus jelas bentuk kerja sama antara BIG dan ICRAF. Jangan sampai banyak kegiatan dilakukan tanpa ada hitam di atas putih,” tegas Belinda menutup pertemuan. (LNR/NIN)