Kamis, 14 November 2024   |   WIB
id | en
Kamis, 14 November 2024   |   WIB
Berbagi Kisah Sukses Pemanfaatan IG sebagai Pembelajaran Melalui Workshop IGIF

Kuta, Berita Geospasial – Rangkaian kegiatan Asia-Pacific Geospatial Forum (APGF) 2023 masih terus berlangsung di pulau dewata. Menginjak hari ketiga APGF 2023, pada Rabu, 8 November 2023 diselenggarakan Workshop Integrated Geospatial Information Framework (IGIF). Workshop ini sebagai perwujudan dari Working Group (WG) 4 yang ada di United Nations Global Geospatial Information Management for Asia and the Pacific (UN-GGIM-AP) terkait IGIF.

“Melalui forum ini, kita akan mendengar perkembangan kegiatan APGF dari perwakilan anggota APGF sebagai pembelajaran bersama terkait Informasi Geospasial (IG). Success story dan unsuccess story yang akan dibagikan di dalam forum ini akan menjadi pelajaran bersama di antara di anggota APGF,” tandas Antonius B. Wijanarto, Presiden UN-GGIM-AP, sekaligus Deputi bidang Informasi Geospasial Tematik Badan Informasi Geospasial (BIG) saat membuka Workshop IGIF.

Anton juga mendaraskan bahwa secara umum, tantangan yang dihadapi oleh setiap kawasan memiliki persamaan, yaitu terkait keberagaman masalah yang tinggi dan tingkat kontribusi setiap negara-negara anggota yang belum sepenuhnya optimal. Sehingga, untuk tetap relevan dengan agenda internasional di segala bidang, Anton menambahkan perlu dilakukan perubahan di APGF dan memastikan setiap anggota memperoleh manfaat dari aktivitas APGF.

Senada, Deirdre Bishop sebagai Chair The High-Level Group of the Integrated Geospatial Information Framework (HLG-IGIF) memaparkan melalui rekaman video terkait UN Expected Goals for IGIF Implementation in Member States. Deirdre menjelaskan secara singkat beberapa contoh implementasi rekomendasi UN-IGIF oleh negara-negara anggota di Asia-Pasifik. India mengimplementasikan rekomendasi UN-IGIF untuk mengembangkan kebijakan dan strategi di bidang IG; Tonga untuk mengembangkan data hub terkait SDGs; serta Indonesia untuk melaksanakan program prioritas nasional.

“Kita harus memastikan setiap IG yang dihasilkan dapat memberikan manfaat dalam banyak bidang. Hanya melalui informasi yang diperoleh berdasarkan data, yang menghasilkan keputusan efektif, sehingga dapat digunakan untuk mengatasi banyak masalah demi masa depan yang lebih baik,” ungkap, CheeHai Teo UN-GGIM Senior Expert, menjelaskan The Importance of IGIF for National Geospatial Information Management.

Untuk menyukseskan agenda global hingga tahun 2030 (Sustainable Development Goals/SDGs), dunia membutuhkan banyak data dalam spektrum yang luas, termasuk berbagai IG Tematik. Sebagai contoh, Negara Fiji memiliki lebih dari 200 pulau, dan 100 pulau di antaranya tidak berpenguni. Untuk mengatasi masalah kemiskinan, Pemerintah Fiji tidak mungkin dapat menentukan dengan tepat dimana investasi harus dilakukan jika tidak memiliki informasi yang lengkap terkait geografi.

“Contoh lain adalah di Burkina Faso. Ketimpangan kesejahteraan di Burkina Faso telah menyebabkan krisis dan menghasilkan kudeta militer. Namun, penyelesaian masalah ketimpangan tidak akan mungkin dapat diselesaikan tanpa mengetahui di mana daerah-daerah yang mengalami kekurangan, dan di mana investasi harus diintesifkan,” tutur Teo.

Workshop kemudian dilanjutkan dengan agenda sharing session of UN-GGIM-AP antar negara-negara anggota dengan tema IGIF Implementation in UN-GGIM Asia Pacific yang dimoderatori oleh Shri Pankaj Mishra sebagai Chair of UN-GGIM-AP WG 4 (IGIF). Masing-masing perwakilan dari negara-negara anggota menyampaikan pengalaman di negara masing-masing, yaitu; Indonesia, Australia, Fiji, India, Iran, Jepang, Mongolia, Nepal, Filipina, Korea Selatan, Russia, Singapura, Thailand, Timor Leste, Tonga, Uzbekistan, Vietnam, dan China. (LR/MN)