Yogyakarta, Berita Geospasial - Badan Informasi Geospasial (BIG) selalu berusaha berkontribusi menyediakan informasi geospasial (IG) untuk para pemangku kebijakan baik kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah. Yang terbaru dilaksanakan adalah penyediaan IG dan integrasi tematik untuk mendukung kompleksitas pengelolaan kawasan warisan geologi (Geoheritage) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Harapannya, agar kebijakan pengelolaan yang dikembangkan pada setiap site kawasan geoheritage DIY selalu berbasis data serta karakteristiknya dapat dianalisis melalui data geospasial.
BIG dengan Pemerintah Daerah DIY telah menjalin kerjasama dalam konteks pengelolaan Geoheritage DIY yang dilaksanakan tahun 2023-2024. Sebagaimana diketahui, melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No. 13.K/HK.01/MEM.G/2021 telah ditetapkan 20 (dua puluh) geosite Kawasan Geoheritage DIY. Melalui kerjasama yang telah disepakati bersama kedua belah pihak, maka BIG melakukan kegiatan pemotretan udara dengan UAV dalam rangka Pemetaan Wilayah Potensi Kerusakan Geoheritage DIY. Di tahun 2023, BIG melakukan pemotretan dan integrasi pada 12 (dua belas) geosite kawasan geoheritage di Kabupaten Sleman dan Kulon Progo sedangkan tahun 2024 pada 8 (delapan) geosite di Kabupaten Bantul dan Gunungkidul.
Pelaksanaan pemotretan udara untuk Pemetaan Kerusakan Kawasan Geoheritege DIY tahun 2023 dilaksanakan pada 1-13 Mei 2023. Koordinasi kegiatan dilakukan secara terintegrasi dengan Pemerintah Daerah DIY dan dengan para pemangku lainnya seperti Balai Taman Nasional Gunung Merapi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perhubungan, TNI Angkatan Udara serta Airnav terkait perizinan penerebangan pesawat udara tanpa awak (PUTA), serta pemerintah kabupaten terkait. Para pemangku kepentingan tersebut telah diterima secara resmi oleh Kepala BIG Muh Aris Marfaí di site Geoheritage kompleks batuan Merapi Purba Turgo Plawangan Sleman dalam acara supervisi kegiatan pada Jumat, 12 Mei 2023.
<
“Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki warisan geoheritage yang luar biasa karena memiliki kompleksitas kekayaan warisan geoheritage yang tidak dimilki daerah lain. DIY memilki hampir semua bentuk lahan dari asal proses yang berbeda mulai dari vulkanis, marine, eolin, fluvial, struktural dan denudasional,” ungkap Kepala Badan Informasi Geospasial Muh Aris Marfai saat memberikan arahan pada kegiatan supervisi tersebut.
Selanjutnya Aris menjelaskan bahwa Kabupaten Kulon Progo memiliki Geosite Goa Kiskendo di Kapanewon Girimulyo, Puncak Tebing Kaldera Purba Kendil-Suroloyo di Kapanewon Samigaluh, Perbukitan asal struktur Geologi Widosari di Kapanewon Samigaluh, Formasi Nanggulan Eosen Kalibawang di Kapanewon Kalibawang. Sedangkan Kabupaten Sleman terdapat Geosite Tebing Breksi Pirokalstik Purba Sambirejo di Kapanewon Prambanan, Batugamping Eosen di Kapnewon Gamping, Aliran Piroklastik Bakalan di Kapanewon Cangkringan dan Kompleks Batuan Merapi Tua Turgo-Plawangan Pakem di Kapanewon Pakem.
Sebagai informasi, kegiatan pemotretan udara dalam rangka pemetaan wilayah potensi kerusakan geoheritage di Yogyakarta terlaksana berkat koordinasi yang apik dengan berbagai pihak diantaranya dengan Biro Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan Setda DIY yang telah membantu koordinasi dan perizinan kegiatan pemotretan udara; Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah III-Kementerian Perhubungan RI berkaitan dengan izin terbang UAV yang berdekatan dengan bandar udara YIA; Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI yang telah mendampingi kegiatan pemetaan selaku pengelola Geosite Kompleks Batuan Merapi Tua Turgo-Plawangan Pakem/Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, serta Bappeda Kabupaten Sleman selaku Sekretaris Forum Geoheritage Kabupaten Sleman. (TN/YW/MN)