Rabu, 13 November 2024   |   WIB
id | en
Rabu, 13 November 2024   |   WIB
Geoverse Menjadi Masa Depan Ekosistem Informasi Geospasial

Depok, Berita Geospasial – Pembangunan berkelanjutan menjadi salah satu agenda krusial yang digaungkan di seluruh dunia. Aspek ekonomi, lingkungan, sosial dan geografis menjadi salah satu faktor utama yang mendukung keberhasilan implementasi pembangunan berkelanjutan. Data geospasial yang baik sangat mendukung perencanaan yang baik, sehingga diharapkan Sustainable Development Goals (SDGs) dapat tercapai.

“Pasar geospasial global diperkirakan sebesar USD 681 miliar pada tahun 2025. Pasar diperkirakan akan tumbuh pada tingkat yang jauh lebih cepat pasca-2025, menjadikannya USD 1,44 triliun pada tahun 2030 mencakup Smart City dan IoT, Big Data Analisys, Mobile Data, Industry, Indoor Positioning, Cloud Computing dan Open Data,” demikian diungkapkan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Muh Aris Marfai ketika menjadi keynote speaker pada acara 2nd International Conference of Science and Applied Geography (ICoSAG), di Universitas Indonesia, Depok (24/11/22).

Dalam paparan yang berjudul “Significant Role of Spatial Big Data for Development Planning”, Aris menjelaskan bahwa komponen penting dari infrastruktur data suatu negara adalah arsitektur teknologi (platform dan portal), dengan menyediakan data spasial yang dikumpulkan untuk digunakan dan diterapkan ke departemen pemerintah dan warga negara. Data dan informasi spasial menjadi tulang punggung reformasi kebijakan publik strategis, strategi akselerasi industri, dan inovasi dalam paradigma digital twin dan metaverse.

Geoverse dipertimbangkan sebagai super-set metaverse yang memperluas gagasan masyarakat virtual 3D untuk memasukkan visualisasi 4D, analitik prediktif, dan pengetahuan waktu nyata dalam segala bentuknya, serta berbagai data terintegrasi dan dapat dioperasikan dari berbagai sektor dan disiplin,” pungkas Aris.

Gelaran ICoSAG merupakan forum internasional yang diharapkan menjadi wadah untuk memberikan dukungan secara akademik terhadap pemanfaatan data dan informasi geospasial yang dapat diimplementasikan di masa yang akan datang secara berkelanjutan. Forum ini berhasil menerima 200 tulisan dari 22 Institusi dan diikuti 300 partisipan baik secara daring maupun luring.

Adapun selain Kepala BIG Muh Aris Marfai, ICoSAG juga menghadirkan 6 keynote speaker lain yaitu:

  • Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc. (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Republik Indonesia);
  • Prof Chang Chew Hung (National Institute of Education Nanyang Technology Institute Singapore, Singapore);
  • Prof. Amro Elfeki (King Abdulaziz University, Saudi Arabia);
  • Prof. Jonathan Everts (Martin-Luther-University Halle-Wittenberg, Germany);
  • Dr. Animesh Kumar (Head of UNDRR office in Bonn, Germany);
  • Prof. Bambang Brojonegoro (SDGs Hub, Economic Geography Universitas Indonesia, Indonesia).

Selain itu, forum ini juga bertepatan dengan dilaksanakannya Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Ikatan Geograf Indonesia (IGI) ke-24 yang dilaksanakan sebagai upaya untuk diseminasi aktivitas ilmiah dan saling bertukar informasi para praktisi secara nasional dan internasional. Demikian rangkaian kegiatan PIT IGI dan ICoSAG 2022 ini diharapkan mampu merangkul berbagai aktor mulai dari akademisi, praktisi maupun pemangku kebijakan untuk berkontribusi dalam memperkaya informasi dengan kajian ilmiah, terkait pembangunan berkelanjutan, terutama dalam sudut pandang keruangan sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak. (TN/LR)