Cibinong, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasiap (BIG) bersama Badan Kependudukan bersama dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengadakan `Rapat Koordinasi Kegiatan Pemetaan Stunting di Indonesia` pada Rabu, 6 April 2022. Rapat ini bertujuan menindaklanjuti hasil kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu.
Presiden mengapresiasi hasil kolaborasi BIG dan BKKBN untuk mewujudkan `Indonesia Sehat` dengan percepatan penurunan angka prevalensi stunting. Berdasarkan data BKKBN, angka prevalensi stunting pada 2019 sebesar 27,67 persen. Angka tersebut turun menjadi 24,2 persen pada akhir 2021. Terjadi penurunan 3,5 persen, yang menjadi indikator upaya pemerintah menurunkan angka stunting terbilang berhasil.
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi BKKBN Sukaryo Teguh Santoso menjelaskan, pihaknya menargetkan penurunan angka prevalensi stunting sebesar 14 persen pada 2024. Untuk itu, telah dilakukan pendataan terhadap 68 juta keluarga di seluruh Indonesia.
“Berdasarkan pendataan, ada 12 provinsi yang menjadi wilayah prioritas untuk dilakukan intervensi oleh BKKBN guna menurunkan angka prevalensi. Kami berharap ada komitmen bersama BIG untuk memetakan 12 provinsi tersebut,” terang Sukaryo.
Pada kesempatan ini, Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik BIG Antonius Bambang Wijanarto mengucapka terima kasih atas kepercayaan BKKBN menjalin kerja sama dengan BIG terkait penanganan stunting. Ke depan, BIG berencana mengkorelasikan fasilitas kesehatan di wilayah yang berisiko stunting.
“Simpul jaringan yang sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia juga bisa bisa dimanfaatkan untuk pemetaan risiko stunting,” tutur Anton.
Anton menegaskan, BIG dan BKKBN akan terus berkoordinasi guna mensukseskan program pemerintah di bidang Kesehatan. Pengentasan stunting diharapkan mampu menjadi salah satu jalan untuk menyiapkan generasi muda yang sehat dan cerdas. (AMA/NIN