Jumat, 08 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 08 November 2024   |   WIB
Kolaborasi BIG dan BKKBN dalam Percepatan Penurunan Angka Stunting di Indonesia

Nusa Tenggara Timur, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG) turut mendukung kegiatan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam percepatan penurunan angka stunting dengan membantu memetakan data Pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21). Pemetaan data PK21 ini kemudian ditampilkan kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam kunjungannya ke Desa Kesetnana, Nusa Tenggara Timur pada hari Kamis, 24 Maret 2022.

Dalam kunjungan tersebut Presiden Joko Widodo berpesan bahwa sumberdaya manusia sangat menentukan maju atau tidaknya sebuah negara. Oleh karena itu, permasalahan yang berkaitan dengan stunting harus diselesaikan agar target angka stunting di Indonesia dapat mencapai dibawah 14% pada tahun 2024 dapat tercapai.

Untuk dapat mendukung PK21 tersebut, BIG menyediakan informasi berbasis data spasial. Spasialisasi data PK21 ini terangkum dalam ‘Dashboard Stunting dan Keluarga Beresiko Stunting’ yang menampilkan beberapa indikator penyebab stunting di seluruh wilayah Indonesia. Dashboard ini merupakan hasil kolaborasi antara BIG dan BKKBN. Terdapat 12 Indikator yang dipetakan dalam ‘Dashboard Stunting dan Keluarga Beresiko Stunting’.

Kemudian pemetaan yang dilakukan oleh BIG ini membantu BKKBN dalam menunjukkan lokasi penduduk yang menjadi sasaran penurunan angka stunting. Sasaran disini adalah keluarga dengan ibu hamil yang selanjutnya akan dililhat faktor risikonya melalui alamatnya. Selanjutnya, BKKBN akan memberikan tim pendampingan keluarga untuk melakukan tindakan pencegahan terjadinya stunting.

Adapun data PK21 ini telah dikumpulkan oleh petugas data BKKBN di daerah seluruh Indonesia sampai tingkat By Name By Address (BNBA). Hal ini bertujuan agar data yang tersedia valid, real time, akurat, dan tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan. Dalam praktiknya, BKKBN telah melakukan pendataan dengan mengunjungi 68.478.139 kepala keluarga di seluruh Indonesia. Data inilah yang kemudian ditampilkan secara spasial pada ‘Dashboard Stunting dan Keluarga Beresiko Stunting’. (PPTRA/LR)

Gambar 1. Dashboard Stunting dan Keluarga Berisiko Stunting

Gambar 2. Pemaparan Dashboard Stunting kepada Presiden RI