Jakarta, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa-PDTT) sepakat bekerja bersama dalam integrasi data hasil pendataan Sustainable Development Goals (SDGs) level desa dengan data dan Informasi Geospasial (IG). Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ditandatangani di Jakarta, 22 Desember 2021.
Dalam sambutannya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pengembangan dan Informasi (BPI) Kemendesa-PDTT Razali menjelaskan bahwa saat ini Kemendesa-PDTT sedang mengembangkan Sistem Informasi Desa (SID). SID memadukan data SDGs, Indeks Desa Membangun (IDM) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Seluruh data tersebut berguna untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pelayanan publik dan menjadi dasar perumusan kebijakan strategis pembangunan desa.
“SID akan diintegrasikan dengan Informasi Geospasial (IG) dan diberbagipakaikan. Harapannya, SID dapat menjadi jendela informasi kemajuan desa,” jelas Razali.
Mendukung hal tersebut, Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik BIG Antonius Bambang Wijanarto mengatakan bahwa IG saat ini menjadi bagian penting dalam perencanaan pembangunan. “IG menjawab bagaimana hubungan antar wilayah. Kenapa Desa A lebih maju dari Desa B dapat dilihat dari sumber daya lahannya, pembangunan infrastruktur dan lain-lain,” jelasnya pada kesempatan yang sama.
SDGs Desa adalah upaya terpadu pembangunan desa untuk percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Menurut Anton ada dua hal yang menjadi tantangan utama dalam mewujudkan SDGs Level Desa ini. Pertama, penyelesaian batas wilayah administrasi desa.
“Penyelesaian batas desa ini penting untuk pelaksanaan program pembangunan desa oleh pemerintah dan perencanaan pembangunan berikutnya,” terang Anton.
Kedua, lanjut Anton, sinkronisasi data dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kemendesa-PDTT terkait desa. “Harus jelas batas kewenangan masing-masing. BIG berada di tengah untuk mewadahi seluruh data tersebut dan menyajikannya dalam IG yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan,” ucap Anton. Harapan ke depan kerja sama ini dapat mewujudkan program SDGs Level Desa demi tercapainya Indonesia Emas 2045. (LNR/MN)