Senin, 25 November 2024   |   WIB
id | en
Senin, 25 November 2024   |   WIB
Penghargaan Bhumandala, Inovasi Pemanfaatan IG untuk Tata Kelola Pemerintahan Lebih Baik


Jakarta, Berita Geospasial – Inovasi pemanfaatan Informasi Geospasial (IG) sangat penting dalam tata kelola pemerintahan, baik di pusat maupun daerah. Terobosan berbasis IG diharapkan dapat mempengaruhi kinerja menjadi lebih produktif dan efisien.

Meskipun peranan IG sangat penting, namun banyak masyarakat belum menyadarinya. Salah satu upaya Badan Informasi Geospasial (BIG) mengubah masyarakat menjadi `melek` geospasial adalah dengan memberikan Penghargaan Bhumandala kepada daerah yang berhasil menciptakan inovasi pemanfaatan IG.

“Beruntung dalam satu dekade ini kebijakan pemerintah begitu kuat. Mulai dari Undang-Undang dan peraturan turunannya, sampa Kebijakan Satu Peta dan Peraturan Presiden tentang Satu Data Indonesia. Sehingga, banyak pemerintah daerah menjadi paham bahwa IG ini penting,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Infrastruktur Informasi Geospasial BIG Sumaryono saat Talkshow Live Broadcast Penghargaan Bhumandala 2021 pada Jumat, 29 Oktober 2021.

Menurut Sumaryono, menjadi tugas BIG agar pemanfaatan IG benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang ada. Seperti yang dilakukan pada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang berhasil menciptakan inovasi Informasi Rencana Kota (IRK).

Inovasi yang dipelopori Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (Citata) DKI Jakarta ini berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang dikemas dalam Peta Jakarta. Dengan aplikasi IRK, siapa pun bisa mendapatkan RDTR secara detail karena sudah menggunakan peta skala 1:1.000.

“Inovasi ini berangkat dari informasi tentang izin pendirian bangunan yang semula disajikan secara tabular. Data tabular sering menyebabkan terjadinya interpretasi data berbeda. Bila digunakan untuk analisis, hasilnya akan berbeda,” ujar Kepala Dinas Citata DKi Jakarta Heru Hermawanto.

Setelah data tabular diubah menjadi data spasial, informasi yang disajikan menjadi lebih jelas dan mudah. Hal ini tentunya meminimalkan timbulnya berbagai interpretasi karena data yang tidak akurat.

Beda lagi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang yang menemukan inovasi Kartu Penyandang Disabilitas Berbasis Geospasial (Kapal Si Geo). Perubahan yang dilakukan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Pemkot Bontang ini berupa kartu identitas bagi penyandang disabilitas yang terdata dalam data base.

“Kartu ini terhubung dengan aplikasi berbasis Sistem Informasi Geospasial. Jadi, data para penyandang disabilitas di Bontang, dapat diakses melalui ponsel yang terhubung di internet,” kata Sekretaris Daerah Kota Bontang Aji Erlynawati.

Tujuan digagasnya Kapal Si Geo, lanjut Aji, adalah agar program dan pelayanan publik bagi semua penyandang disabilitas dapat terintegrasi. Pelayanan publik pun dapat prima, tepat sasaran, waktu, dan kebutuhan.

“Sebelum adanya inovasi Kapal Si Geo, pelayanan bagi penyandang disabilitas di Bontang dilakukan secara manual oleh sukarelawan. Dengan memanfaatkan IG dan teknologi telepon genggam, data penyandang disabilitas bisa terdata dengan baik. Ini tentunya memudahkan jika ada institusi atau pemerintah ingin membantu,” jelas Aji.

Ketua Dewan Juri Bhumandala 2021 Heri Sutanta menjelaskan, ada sejumlah kendala yang dirasakan dalam menciptakn inovasi di bidan IG. Kendala pertama terkait kondisi geografis.

“Semakin luas wilayah geografis suatu daerah, tentu membutuhkan biaya yang semakin besar pula. Meskipun hal ini bisa diatasi dengan menggunakan peta citra satelit yang lebih murah.” tutur Heru.

Kendala kedua terkait sumber daya manusia (SDM). Perlu didorong penyediaan SDM di bidang IG agar pemanfaatannya semakin berkembang dan sesuai kaidah yang benar.

“Peningkatan SDM ini sangat penting dalam mendorong terjadinya inovasi,” ucap Heri.

Melalui talkshow ini, diharapkan semakin mendorong berbagai pihak berinovasi dan memanfaatkan IG dalam pelaksanaan kegiatannya. Agar tercipta Satu Data Indonesia yang terintegrasi. (LR/NIN)