Jumat, 08 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 08 November 2024   |   WIB
Informasi Geospasial Wujudkan Pertanian Cerdas

Cibinong, Berita Geospasial – Populasi manusia terus bertambah. Saat ini diperkirakan terdapat 7.8 miliar manusia hidup di bumi. Tanpa disadari, hal tersebut menyebabkan kualitas berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat mengalami degradasi. Salah satu kekhawatiran adalah dalam hal ketahanan pangan.

Untuk mengatasi isu global tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat global. Terdapat 17 poin yang menjadi perhatian, salah satunya adalah mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang lebih baik, serta mempromosikan pertanian berkelanjutan.

Badan Informasi Geospasial (BIG) memberikan dukungan terhadap kampanye ini dengan turut mengambil bagian dalam Webinar Internasional Smart Farming dengan tema “Implementation of Smart Farming Innovation Technologies in the 4.0 Era to Strengthen the Food Crop Production for Sustainable Food Security” pada tanggal 7-8 September 2021 melalui platform Zoom. Webinar ini merupakan kerja sama Centre of Excellence (CoE) Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Taiwan International Cooperation and Development Fund (Taiwan ICDF), dan International Rice Research Institute (IRRI) Indonesia

Kepala BIG Muh Aris Marfai menunjukkan bagaimana pemanfaatan data geospasial dalam mewujudkan pertanian cerdas. “Informasi geospasial telah dimanfaatkan secara luas untuk berbagai macam keperluan pembangunan nasional oleh berbagai instansi, misalnya untuk konservasi sumber daya alam yang dalam hal ini manajemen sumber daya alam yang berkelanjutan,” tutur Aris.

Lebih lanjut, Aris menilai bahwa membangun Informasi Geospasial yang akurat dan andal untuk mendukung pembangunan pertanian tidak hanya berdasarkan pengetahuan dan teknologi, tetapi juga membutuhkan koordinasi, peraturan, dan infrastruktur.

“Data dan Informasi Geospasial tidak akan bermanfaat jika data tidak dikumpulkan dan dianalisis secara tepat dan akurat. BIG bekerjasama dengan kementerian dan Lembaga terkait untuk memproduksi data yang akurat demi kepentingan nasional, contohnya peta luas baku sawah dan zona irigasi,” ungkap Aris.

Selain mengundang narasumber dari berbagai instansi terkait di dalam negeri, webinar ini turut menghadirkan pembicara dari luar negeri yaitu Gwo-Jong Moh dari Taiwan International Cooperation and Development Fund (Taiwan ICDF), Silke Stöber dari Centre for Rural Development (SLE) Humboldt-Universität zu Berlin, Jerman serta Josaphat Tetuko Sri Sumantyo dari Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University. (RD/MAD)