New York, Berita Geospasial - Pertemuan United Nations Group of Experts on Geographical Names (UNGEGN) Session 2 digelar secara virtual dan resmi dibuka pada tanggal 3 Mei 2021 pukul 09.00 New York Time atau pukul 20.00 WIB.
UNGEGN merupakan organisasi kelompok pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait Nama Rupabumi. UNGEGN menyediakan forum bagi pakar dan/atau otoritas penamaan unsur geografis dari berbagai negara untuk saling belajar dan berbagi norma dan praktik terbaik, serta perkembangan dalam penyelenggaraan pembakuan nama rupabumi. Pertemuan UNGEGN 2021 menekankan peran UNGEGN dalam pelestarian warisan budaya dan mendukung agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan. Pertemuan yang akan berlangsung hingga tanggal 7 Mei 2021, mengangkat tema “Geographical Names Supporting Sustainable Development and Management of the Pandemic”.
Delegasi Republik Indonesia (Delri) untuk pertemuan UNGEGN 2021 dipimpin oleh Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan alternate adalah Duta Besar RI untuk PBB dan Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar, sedangkan anggota Delri adalah Kepala Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim, Koordinator Toponim dan Verifikasi IG Partisipatif serta perwakilan Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) New York.
Pertemuan ini juga diikuti oleh delegasi pasif Republik Indonesia yang mengikuti sidang melalui platform UN Web TV. Delegasi pasif terdiri atas perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian PPN/ Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, BIG, Direktorat Topografi AD serta Pakar Toponimi.
Agenda pertemuan UNGEGN 2021 diawali dengan laporan dari Ketua dan Sekretariat UNGEGN yang diikuti dengan pembahasan dan diskusi mengenai dokumen Strategic Plan and Work Programme 2021 - 2029. Pierre Jaillard selaku Ketua UNGEGN mengungkapkan bahwa manfaat sosial dan ekonomi, penunjang pembangunan berkelanjutan, diusulkan sebagai implementasi untuk resolusi dan evaluasi pekerjaan Kelompok Pakar. Pierre pun terkesima dengan jumlah delegasi yang dapat hadir secara virtual, sejumlah 109 delegasi aktif hadir meskipun berbeda zona waktu dan di tengah situasi pandemi COVID-19 yang tidak menentu ini.
Agenda selanjutnya adalah membahas mengenai dukungan nama geografi terhadap situasi pandemi COVID-19 dan manfaatnya bagi pengelolaan lingkungan. Technical paper dari Saudi Arabia dan Australia diangkat pada forum sebagai bahan diskusi pada awal sesi karena keselarasannya dengan tema pertemuan UNGEGN 2021. Sungjae Choo, wakil ketua UNGEGN yang memimpin sesi tersebut menyampaikan bahwa Indonesia menyampaikan written statement untuk kedua technical paper. Indonesia merupakan salah satu negara yang selalu aktif dalam pertemuan UNGEGN, untuk pertemuan kali ini Indonesia mengirimkan sejumlah technical paper dan written statement, selain tentunya menyampaikan laporan negara dan laporan divisi.
Pada agenda penyampaian laporan tiap divisi UNGEGN, Indonesia selaku ketua UNGEGN Asia South-East Division (ASE Division) melaporkan perkembangan dan capaian yang telah dilakukan dalam kurun waktu 2019-2020. Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar BIG, Mohamad Arief Syafi’i dalam laporannya menyampaikan ASE Division telah berupaya dalam merealisasikan Work Plan 2019-2020 yang disepakati pada pertemuan UNGEGN ASE Division ke-7.
“Sejauh ini, ASE Division sedang mengembangkan halaman web ASE Division dan platform kolaboratif untuk mendukung pertukaran data regional antar anggota ASE Division dalam pembaharuan dan pengembangan regional map, regional gazetteer, dan generic term,” papar Arief.
Dalam kesempatan tersebut, Arief juga melaporkan rencana pelaksanaan Pertemuan UNGEGN ASE Division ke-9 pada tahun 2021 dan Webinar on the Local Language in the ASE Division untuk mendukung pembuatan Estimated Distribution Language Map.
“Karena situasi pandemi COVID-19, pertemuan ASE Division akan diselenggarakan secara virtual,” tutur Arief. Selain pertemuan ASE Division, kegiatan pelatihan dan seminar internasional tentang toponimi juga terkena dampak dari pandemi COVID-19. Semula kegiatan akan digelar di Bali, akan tetapi karena situasi pandemi yang belum kunjung mereda, penyelenggaran kegiatan secara luring akan ditinjau kembali.
Dalam agenda selanjutnya beberapa presentasi akan disampaikan oleh Delri terkait berbagai capaian dan kegiatan penyelenggaraan nama rupabumi, khususnya di Indonesia. Hal ini merupakan merupakan salah satu bentuk peran aktif BIG sebagai National Geographical Names Authority. BIG tentu saja senantiasa melibatkan kementerian/lembaga terkait dan pakar toponimi dalam menjalankan peran aktifnya sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nama Rupabumi. (PPRT/MN)