Jumat, 08 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 08 November 2024   |   WIB
Fenomena Gumuk Pasir yang Bikin Naksir

Yogyakarta, Berita Geospasial – Setiap 22 April, selalu diperingati sebagai `Hari Bumi Sedunia` (Earth Day). Badan Informasi Geospasial (BIG) melalui Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) turut ambil bagian dalam peringatan Hari Bumi Sedunia dengan menggelar webinar bertajuk `Mengenal Keunikan Warisan Geologi Yogyakarta: Kawasan Geologi Parangtritis, Fenomena Gumuk Pasir yang Bikin Naksir`.

“Gumuk Pasir Parangtritis merupakan salah satu warisan geologi unik di pesisir selatan Yogyakarta, khususnya Kabupaten Bantul. Melalui acara ini, saya harap dapat meningkatkan literasi dan kesadaran para pengambil keputusan, akademisi, praktisi, dan masyarakat. Sehingga, dapat turut berkontribusi menjaga dan melestarikan keberadaan warisan geologi dan warisan budaya yang ada, khususnya Gumuk Pasir Parangtritis, sebagai bagian dari bumi kita,” kata Kepala BIG Muh Aris Marfai saat membuka acara webinar pada Senin, 26 April 2021.

Pada kesempatan tersebut, Aris juga mengucapkan selamat atas penetapan 20 kawasan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai kawasan warisan geologi atau geoheritage oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Adapun dari 20 kawasan warisan geologi itu terbagi menjadi 10 kawasan sebagai warisan geologi lokal, sembilan kawasan sebagai warisan geologi nasional, dan satu kawasan sebagai warisan geologi internasional.

“Satu geoheritage bertaraf internasional, yaitu Gumuk Pasir Parangtritis. Kami bangga menjadi bagian upaya pelestarian dan konservasi Gumuk Pasir Parangtritis. Saat ini, kami berkoordinasi dengan Keraton Yogyakarta bagaimana mengelola gumuk pasir dengan pendekatan ekologi dan budaya, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar,” terang Aris.

Webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber kompeten di bidangnya masing-masing, salah satunya Kepala Biro Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Bambang Widhyo Sadmo. Ia menjelaskan bahwa Gumuk Pasir Parangtritis merupakan fenomena alam unik dari bentang lahan yang ada di DIY.

“Gumuk pasir ini dibentuk oleh alam, yang berasal dari material Gunung Merapi dibawa ke tepi pantai dan kemudian kena gerusan gelombang menjadi pasir yang lembut dan halus, mengering dan terbawa angin sehingga terbentuk gumuk,” urainya.

Menurut Bambang, Gumuk Pasir Parangtritis merupakan tipe gumuk pasir yang seharusnya hanya terbentuk di daerah kering seperti gurun pasir di Afrika atau Arab. Ternyata di Parangtritis yang beriklim tropika basah terbentuk pula gumuk pasir. Hal inilah yang menjadi keunikan dan kelangkaan karena tidak terbentuk di semua wilayah pesisir Indonesia, hanya di Parangtritis.

Diakui oleh Guru Besar Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) M. Baiquni, bahwa keberadaan Gumuk Pasir Parangtritis memiliki arti penting bagi para pemangku kepentingan, budayawan, akademisi, dan juga masyarakat.

“Bagi akademisi, Gumuk Pasir Parangtritis merupakan laboratorium alam yang sangat lengkap untuk pembelajaran. Apalagi dengan adanya PGSP yang mempunyai Museum Gumuk Pasir sebagai bagian dari centre of excellent,” ucapnya.

Tidak dipungkiri, jika Gumuk Pasir Parangtritis merupakan destinasi wisata menarik. Kegiatan wisata minat khusus, seperti sandboarding, merupakan kegiatan yang sangat diminati wisatawan saat berkunjung ke Gumuk Pasir Parangtritis.

Namun, perubahan penggunaan lahan di Gumuk Pasir Parangtritis yang terjadi secara cepat beberapa dekade terakhir dikhawatirkan dapat merusak kondisi gumuk pasir serta fungsi ekologis yang ada di dalamnya. Penataan dan perencanaan wilayah yang baik harus dilakukan untuk menjaga kelestarian Gumuk Pasir Parangtritis.

Perencanaan detail fungsi kawasan harus dilaksanakan untuk mempertahankan keberadaan gumuk pasir. “Perlu elaborasi untuk membangun Gumuk Pasir Parangtritis seperti yang diharapkan. Semua harus berkomitmen dan jangan meninggalkan kearifan lokal di Parangtritis. PGSP juga harus mengambil peran aktif, karena memiliki teknologi dan sumber daya manusia untuk menjadikan Gumuk Pasir Parangtritis lestari,” tutup Surveyor Pemetaan Madya BIG Theresia Retno Wulan. (NIN/MN)