Cibinong, Berita Geospasial – Reformasi Birokrasi (RB) tidak hanya dokumen tetapi perubahan konkrit yang mewujud dalam peningkatan efisiensi, produktivitas kegiatan sehari-hari serta merubah pola pikir serta pola kerja menjadi lebih profesional.
Hal tersebut menjadi salah satu bahasan yang disampaikan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Muh Aris Marfai dalam Rapat Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi di lingkungan BIG pada Rabu, 14 April 2021.
Menurut Aris, kegiatan Reformasi Birokrasi sangat penting sebagai upaya mengelola perubahan di BIG. Ditegaskan Aris bahwa kegiatan ini bukan merupakan tugas tambahan, tetapi dilakukan karena memang dibutuhkan guna mengakselerasi peningkatan kinerja organisasi.
“Sinergi yang sangat baik dari seluruh pihak, pejabat dan pegawai merupakan hal mutlak dalam implementasi RB. Tanpa hal ini, mustahil perubahan yang baik dan tepat sasaran dapat tercipta, “ jelas Aris.
Kaitannya dengan Agen Perubahan (Agent of Change/AoC) di BIG, Aris mendorong agar AoC tidak hanya menjadi katalisator, tetapi menjadi partner bagi change leader untuk menggagas perubahan, inovasi baru untuk meningkatkan kualitas kinerja, dan performa anggota tim.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Utama Badan Informasi Geospasial Muhtadi Ganda Sutrisna melanjutkan bahwa visi RB BIG adalah menjadi organisasi modern yang agile dan mengutamakan sinergi dalam membangun profesionalitas SDM bidang Informasi Geospasial berkelas dunia untuk mewujudkan pelayanan prima dalam era revolusi industri 4.0.
“Prioritas Reformasi Birokrasi BIG adalah manajemen organisasi yang modern, agile, dan pengelolaan SDM IG professional berkelas dunia pada 2024,” ungkap Ganda.
Selain itu masing-masing kedeputian di BIG mempunyai quick wins atau tindakan cepat yang bisa mendatangkan sebuah keberhasilan melalui strategi pelaksanaan pelaksanaan Reformasi Birokrasi berupa program percepatan dalam bentuk inisiatif kegiatan.
Masing-masing program tersebut disampaikan oleh tiga deputi dalam paparannya, yaitu Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar (IGD) Arief Syafii yang memprioritaskan percepatan peta dasar skala 1:5000, Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik (IGT) Antonius Bambang Wijanarto yang memprioritaskan program pembinaan penyelenggaraan IGT, dan Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG) Adi Rusmanto yang menargetkan terhubungnya simpul jaringan seluruh Indonesia. (RKI/MN)