Samarinda, Berita Geospasial - Berbagai macam program pemerintah telah menghasilkan Informasi Geospasial (IG) yang digunakan untuk membantu berbagai macam kebijakan pembangunan, termasuk dalam kebencanaan alam. Beberapa Informasi Geospasial Tematik (IGT) terkait kebencanaan alam yang telah tersedia, antara lain Peta Kebakaran Hutan dan Lahan; Rawan Banjir; Tanah Longsor; Puting Beliung; serta Peta Gelombang Pasang/Abrasi.
IGT telah digunakan dalam kebijakan pembangunan. Hal ini sejalan dengan kebijakan pembangunan nasional yang holistik, integratif, tematik, dan spasial atau biasa disebut dengan HITS,” kata Kepala Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik Badan Informasi Geospasial (BIG) Lien Rosalina dalam sambutannya pada Diseminasi dan Sosialisasi Informasi Geospasial Kebencanaan di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis, 26 November 2020.
Kalimantan Timur dipilih sebagai lokasi diseminasi dan sosialisasi karena dinamika pembangunannnya cukup pesat. Provinsi yang dijuluki `benua etam` ini juga memberikan perhatian penuh terhadap Informasi Geospasial (IG), terbukti dengan prestasinya sebagai pemenang terbaik pada ajang `Bhumandala Award` 2016.
Pada diseminasi dan sosiaslisasi yang mengambil tema `Pemanfaatan Informasi Geospasial Tematik-Kebencanaan Alam dalam Perencanaan Pembangunan Daerah` ini, juga disampaikan teknik pemetaan cepat yang digunakan saat terjadi bencana. “Saat terjadi bencana, terkadang ketersediaan data yang update kondisi harus segera tersedia. Untuk itu, BIG telah mengembangkan peralatan pemetaan sederhana guna menghasilkan peta kebencanaan secara cepat,” tegas Lien.
Anggota Komisi VII Awang Faroek Ishak yang hadir pada acara tersebut berharap, seluruh peserta diseminasi dan sosialisasi bisa mendapatkan informasi terkait IGT kebencanaan dan IG potensi yang ada di Kalimantan Timur. Acara ini diikuti unsur pemerintah daerah, kalangan akademisi dan mahasiswa dari perguruan tinggi yang ada di Samarinda, serta masyarakat pemerhati IG.
Mengingat saat ini masih dalam suasana pandemi Covid-19, protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Bentuk protokol yang diterapkan yaitu membatasi jumlah peserta, menyiapkan masker, hand sanitizer dan face shield, serta menjaga jarak antar peserta. Selain itu, penyelenggara juga melakukan koordinasi dengan tim Satgas Penanganan COVID-19 di Samarinda. (NIN)