Cibinong, Berita Geospasial – Gelaran Wayang Climen oleh Dalang Ki Seno Nugroho menjadi penanda puncak peringatan Hari Informasi Geospasial (HIG) 2020 dan perayaan ulang tahun ke-51 Badan Informasi Geospasial (BIG). Meskipun digelar secara virtual, namun pertunjukan tersebut tidak kehilangan rohnya.
“Tujuan pementasan wayang saat acara puncak HIG 2020 adalah untuk mensosialisasikan pentingnya Informasi Geospasial (IG) yang dikemas dengan budaya asli Indonesia,” ungkap Plt. Kepala BIG Muhtadi Ganda Sutrisna dalam sambutannya sebelum pertunjukan pada Senin, 19 Oktober 2020 malam.
Lakon yang diangkat dalam pertunjukan Wayang Climen kali ini adalah `Rebutan Kikis Tunggorono`. Kisah ini menceritakan perebutan wilayah Tunggorono karena kesalahpahaman yang terjadi sejak zaman Prabu Pandu Dewanata.
Wilayah Tunggorono yang sebenarnya berada di area Kerajaan Pringgondani, menjadi rebutan antara Boma Narakasura dengan Gatotkaca. Melalui cerita tersebut, disisipkan pesan bahwa penetapan batas wilayah sangat penting untuk menghindari perseteruan.
“Pengenalan IG yang dikemas secara berbeda ini diharapkan bisa membuat masyarakat memahami mengenai apa itu geospasial, apa kegunaanya, dan apa fungsinya,” tegas Ganda.
Sebagai informasi, wayang Climen memang sering dipentaskan di masa pandemi ini. Sesuai Namanya, climen memang lebih menunjuk kepada bentuk kesederhanaan, praktis, dan apa adanya.
Tidak hanya wayang dan gamelan yang dibuat minimalis. Dialog serta beberapa unsur dalam pakeliran wayang konvensional dicoba diperpendek atau ditiadakan sama sekali. (AR/NIN)