Jumat, 08 November 2024   |   WIB
id | en
Jumat, 08 November 2024   |   WIB
BIG-BPPT Sepakat Laksanakan Survei Landas Kontinen di Barat Sumatera

Jakarta, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menandatangani kontrak kerja sama `Penyelenggaraan Survei Landas Kontinen Indonesia di Barat Pulau Sumatera` di Hotel Santika, Jakarta, pada Selasa, 11 Agustus 2020. Survei yang akan dilakukan BIG-BPPT bertujuan mengumpulkan data guna mengajukan klaim perpanjangan landas kontinen ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam hal ini United Nations-Commission on the Limits of Continental Shelf (UN-CLCS).

“Pada 2019, BIG dan BPPT telah melakukan survei bersama untuk klaim pertambahan luas wilayah Indonesia di utara Papua. Saya yakin jika kita bisa bekerja sama kembali. Mudah-mudahan submisi kita bisa diakui lagi oleh UN-CLCS,” kata Kepala BIG Hasanuddin Zainal Abidin dalam sambutannya yang disampaikan secara daring.

Hasan menyebut Indonesia sebagai benua maritim karena memiliki wilayah lautan yang amat luas. Wilayah laut Indonesia harus dikelola secara gotong royong, karena masa depan Indonesia berada di laut.

“Salah satu bentuk dari pengelolaan maritim adalah kita mempunyai hak untuk mengklaim perpanjangan landas kontinen,” tuturnya.

Kepala BPPT Hammam Riza menyambut baik kerja sama tersebut dan memberikan dukungan penuh melalui pemanfaatan inovasi dan layanan teknologi survei kelautan, yang secara teknis dilaksanakan Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT. Sebagaimana yang telah dilakukan saat survei Landas Kontinen Indonesia (LKI) di utara Papua.

“Kita patut berbangga, kerja sama tim yang sangat solid dalam riset dan inovasi tersebut membawa kita pada sebuah hasil yang sudah disubmit ke PBB di New York,” ujar Hammam.

Pada 4 Maret lalu, Tim Landas Kontinen Indonesia (LKI) sukses memaparkan klaim pertambahan luas wilayah Indonesia di hadapan UN-CLCS. Penambahan area yang diklaim Indonesia, merupakan perpanjangan alami daratan sebelah utara Papua di luar Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebesar 196.568,9 km2. Luasnya kira-kira setara dengan Pulau Sulawesi.

“Kita ingin mengulang kisah sukses itu dengan lokasi berbeda. Kali ini, kita akan melakukan kegiatan di ZEE barat Sumatera. Tentunya kita mengharapkan dukungan dari seluruh pihak. Kita berkomitmen untuk keberhasilan kita secara bersama-sama,” tegas Hammam.

Kisah sukses Indonesia mengajukan klaim pertambahan luas di luar zona ZEE bermula pada 2013. Ketika itu, Indonesia berhasil menambah luas wilayah di barat daya Aceh. Wilayah barat daya Aceh yang menjadi hak Indonesia seluas 4.209 kilometer persegi atau sebesar Pulau Madura.

“Keberhasilan ini menjadi cikal bakal dimulainya secara nyata kerja sama BIG dengan BPPT,” ungkap Sekretaris Utama BIG Muhtadi Ganda Sutrisna.

Kerja sama itu kemudian berlanjut dengan survei landas kontinen di utara Papua dan selatan Sumba. Studi awal menunjukkan Indonesia berpotensi melebarkan wilayah landas kontinennya di perairan selatan Sumba seluas 969 kilometer persegi atau lebih luas dari DKI Jakarta.

“Upaya yang telah kami lakukan tersebut berdasarkan ketentuan hukum laut internasional, yaitu Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982. Bahwa suatu negara dapat memiliki landas kontinen hingga 200 mil laut. Klaim perpanjangan landas kontinen dapat disampaikan ke PBB disertai dengan bukti-bukti ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan,” terang Ganda.

Rangkaian kisah sukses yang diukir BIG, BPPT, dan Tim Landas Kontinen Indonesia merupakan suatu langkah sinergi untuk meningkatkan luasan di luar landas kontinen. Hal ini sejalan dengan prioritas nasional yang wajib dilaksanakan.

“Mari kita bersama-sama meningkatkan koordinasi dan sinergitas dalam rangka mendukung kegiatan survei landas kontinen ini. Kita berharap pandemi COVID-19 tidak mengecilkan niat kita,” harap Ganda. (NIN/RKI)