Cibinong, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG) telah menghasilkan sejumlah kajian guna mendukung penanganan pandemi Covid-19. Guna menyebarluaskan hasil kajian yang telah dibuat sekaligus berbagi ilmu, BIG menggelar Geospatial Sharing Session (GSS) seri #02 dengan tema `Analisi Spasial Kerentanan Bahaya Pandemi Covid-19`.
“Menarik ketika data sudah tersedia dan bagaimana kemudian kita melakukan action untuk pemanfaatan data tersebut demi mendapatkan hasil yang berguna untuk penanggulangan pandemi Covid-19,” kata Kepala Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG Ferrari Pinem saat membuka webinar yang dilaksanakan pada Selasa, 23 Juni 2020.
Ferrari menuturkan, banyak langkah yang dilakukan pemerintah sejak kasus pertama Covid-19 terdeteksi pada 2 Maret 2020. BIG pun turut ambil bagian dengan membentuk tim pengumpulan data dan informasi geospasial tematik khusus terkait Covid-19.
“Tim ini gabungan antarunit di BIG yang bertugas mengintegrasikan data dan mengolahnya menjadi sebuah informasi untuk penanggulangan Covid-19. Integrasi data dan pemanfaatan Informasi Geospasial (IG) untuk penanggulangan Covid-19 sejalan dengan Kebijakan Satu Peta dan Satu Data Indonesia yang telah diluncurkan pemerintah,” terangnya.
Senada, Abed Nego Baputra dari Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik BIG yang menjadi narasumber pada webinar ini menegaskan, bahwa IG sangat penting dalam mendukung pengambilan keputusan selama masa pandemi. IG dapat menunjukkan lokasi sebaran kasus positif Covid-19, seberapa rentan suatu wilayah, di mana saja lokasi sebaran rumah sakit rujukan, dan berbagai informasi berbasis lokasi lainnya yang dapat mendukung upaya pengurangan risiko selama pandemi.
“BIG telah meluncurkan portal Covid-19 yang diupdate setiap hari. Portal ini menampilkan perkembangan jumlah kasus Covid-19 per-provinsi secara nasional yang dilengkapi dengan beberapa hasil analisis atau kajian yang sudah dilakukan Tim Covid-19 BIG,” ujar Abed.
Analisis spasial yang dilakukan Tim Covid-19 BIG, lanjut Abed, adalah proses pemodelan masalah secara geografis, memperoleh hasil dengan pemrosesan komputer, dan kemudian mengeksplorasi dan menguji atau validasi hasil tersebut. Dengan menggunakan data spasial, bisa diketahui fenomena apa yang sedang terjadi di suatu lokasi tertentu.
“Dengan analisis ini, dapat diidentifikasi wilayah mana saja yang berpotensi rentan terhadap bahaya pandemi Covid-19. Ini bisa menjadi dasar pertimbangan bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas di luar selama masa new normal, juga bisa menjadi dasar kebijakan para stakeholder terkait dalam menangani pandemi Covid-19,” terangnya.
Narasumber lainnya, Fahrul Hidayat, peneliti dari Bidang Penelitian Pusat Penelitian, Promosi, dan Kerja Sama BIG, menambahkan bahwa aksesibilitas pelayanan kesehatan menjadi salah satu hal terpenting dalam peningkatan kualitas hidup. Ini sesuai dengan prinsip `keadilan sosial`, bahwa semua orang harus memiliki kesempatan yang sama untuk terlayani oleh fasilitas kesehatan.
“Penyiapan data transportasi menjadi hal terpenting dalam analisis jangkauan fasilitas kesehatan,” tegasnya.
Sebelumnya, BIG telah menggelar GSS seri #01 yang mengangkat tema `Analisis Spasial Konsentrasi Kepadatan Kasus Pandemi Covid-19`. Rangkaian GSS BIG yang membahas analisis spasial ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi pemerintah terkait dengan pengambilan keputusan, khususnya bagi peningkatan layanan kesehatan penanggulangan Covid-19 di suatu wilayah. (NIN/MN)