Yogyakarta, Berita Geospasial – Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar olimpiade geografi bertaraf internasional bertajuk Olgenas International Geolympiad XV. Badan Informasi Geospasial (BIG) turut mendukung pelaksanaan olimpiade tahunan untuk pelajar SMP/SMA sederajat ini diselenggarakan pada 13-17 Januari 2020 ini.
Tak hanya olimpiade geografi bagi pelajar SMP/SMA, Olgenas International Geolympiad XV yang mengusung tema `Welcoming E-Sphere: A New Way of Thinking Spatially` juga mengadakan rangkaian kegiatan lain. Salah satunya adalah geoTalk, talkshow bagi masyarakat umum yang menghadirkan Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik BIG Antonius Bambang Wijanarto sebagai pembicara utama, Co Founder Binar Academy Seto Lareno, pendiri dan CEO Gifood Fathin Naufal, dan Regional Manager of Southeast Asia MapOps Grab Bayu Yanuargi.
Pada talkshow bertema `Technopreneurship in a New Perspective: The use of GIS`, Anton mengawali paparannya dengan menjelaskan bahwa dari tahun ke tahun teknologi Informasi Geospasial (IG) semakin meningkat akurasinya. Hal ini tentunya semakin memudahkan penentuan posisi suatu objek di muka bumi.
“Pergerakan setiap orang bisa diketahui dan dilacak melalui aplikasi mobile sebagai perwujudan IOT (Internet of Thing). Tidak heran, jika teknologi geospasial saat ini bisa diakses secara mobile, real time, terintegrasi, dan mendukung berbagai aspek kehidupan masyarakat,” terang Anton.
Namun, lanjut Anton, tingkat pendidikan masyarakat juga harus ditingkatkan untuk mengimbangi perkembangan teknologi informasi geospasial. Sebab, percuma memiliki teknologi canggih jika masyarakat tidak paham cara mengakses dan memanfaatkannya.
“Ada beberapa hal lain yang juga harus diperbaiki seiring perkembangan teknologi geospasial, yaitu infrastruktur (pembangunan jaringan internet), legal dan kebijakan (open data dan lisensi), keahlian dan keterampilan, riset, serta pengembangan yang mampu mengidenfikasi kebutuhan masyarakat,” tutup Anton. (TN/NIN)