Selasa, 26 November 2024   |   WIB
id | en
Selasa, 26 November 2024   |   WIB
Informasi Geospasial Dukung Manajemen Risiko Bencana

Solo, Berita Geospasial BIG – Kini ancaman yang membahayakan Indonesia tidaklah datang dari ancaman terorisme dan paham komunis lagi namun juga bencana alam, yang kerap kali terjadi beberapa waktu terakhir. Indonesia sendiri memang berada tepat di kawasan Ring of Fire (Cincin Api). Cincin Api adalah zona dimana terdapat banyak aktifitas seismik yang terdiri dari busur vulkanik dan parit-parit (palung) di dasar laut. Cincin Api memiliki panjang lebih dari 40.000 km memanjang dari barat daya Amerika Selatan di bagian timur hingga ke sebelah tenggara benua Australia di sebelah barat.

Bencana alam adalah bahaya laten di Indonesia, oleh karena itu mitigasi dan adaptasinya harus ditangani dengan benar oleh manajemen pengurangan risiko bencana yang berkelanjutan. Manajemen Pengurangan Risiko Bencana dirancang dalam berbagai kegiatan yang berguna untuk mencegah korban jiwa, meminimalisir penderitaan manusia, memberikan informasi kepada publik dan otoritas risiko, meminimalisir kerusakan properti dan kerugian ekonomi dan mempercepat proses pemulihan pasca bencana.

Saat ini saja dalam pemantauan bencana alam khususnya bencana alam Tsunami, Data Pasang Surut yang dimiliki oleh BIG telah terintegrasi dengan data BMKG secara realtime. Sehingga data pasang surut BIG dapat cepat diolah untuk menjadi rujukan peringatan dini sebuah bencana. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Informasi Geospasial Hasanuddin Z. Abidin pada gelaran 3rd International Geography Seminar (IGEOS) pada Sabtu (31/8) yang berlokasi di Hotel Lor In Solo. Gelaran tersebut merupakan hasil kolaborasi kegiatan antara Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Di hadapan 200 peserta seminar, Hasan menuturkan Informasi Geospasial akan memiliki peran penting untuk beberapa kegiatan Manajemen Pengurangan Risiko Bencana.

Selain itu, Hasan pun menjelaskan selain memberikan beberapa data rujukan terkait peringatan dini bencana, BIG pun turut berkontribusi dalam pemetaan sebuah wilayah pasca terjadinya bencana alam. Beberapa kali, BIG dengan Tim Satuan Reaksi Cepat-nya selalu turun ke lapangan untuk memetakan kerusakan yang terjadi di wilayah terdampak bencana alam.

“Badan Informasi Geospasial selalu mencoba untuk memberikan kontribusi dalam mitigasi bencana yang terjadi di Indonesia. Baik Data Pasang Surut, Data CORS, hingga pemetaan cepat akan terus kami kelola dengan baik agar dapat terus berguna bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, para hadirin sekalian dapat mengunduh beberapa hasil pemetaan cepat BIG terkait pasca bencana di tanahair.indonesia.go.id. Selain itu, Peta Rupabumi Indonesia versi digital pun bisa hadirin sekalian dapatkan secara gratis melalui Ina-Geoportal tersebut” pungkas Hasan.

Data dan informasi geospasial sangat penting dan diperlukan di setiap tahap manajemen pengurangan risiko bencana. Namun akan lebih optimal jika semua pemetaan yang dilakukan oleh BIG dapat peran aktif dari masyarakat juga. Pemetaan partisipatif sangat membantu guna mempercepat pemetaan wilayah Indonesia yang memiliki ribuan gugusan pulau. [RB/TR]