Bogor, Berita Geospasial – Data ibarat `emas` di zaman modern seperti sekarang. Hampir seluruh perusahaan dan pemerintahan mengumpulkan data untuk berbagai keperluan.
"Kebutuhan akan data sangat penting, terlebih untuk mendukung Kebijakan Satu Peta (KSP). Data dan Informasi Geospasial (IG) dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan melalui pendekatan kewilayahan," terang Akhmad Riqqi, Ahli Data Spasial dari Institut Teknologi Bandung (ITB), saat menjadi narasumber Bimbingan Teknis (Bimtek) dengan tema `Profil Metadata Spasial Indonesia` yang digelar Pusat Standariasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial (PSKIG) Badan Informasi Geospasial (BIG) di Hotel Savero, Bogor, Jawa Barat, pada 7-8 Agustus 2019.
"Umumnya metadata berperan dalam mendokumentasikan data spasial digital, geodatabase spasial, dan citra satelit. Sehingga, proses transfer dan pertukaran data antarsistem dan atau lembaga dapat berlangsung dengan meminimalisasi kesalahan-kesalahan akibat minimnya penjelasan tentang data yang dipertukarkan," tegas Riqqi.
Metadata spasial, lanjut Riqqi, memiliki peranan penting dalam seluruh aspek pembangunan. Namun, pengelolaan metadata sapsial harus didukung dengan sumber daya manusia (SDM) mumpuni dan standar yang jelas.
"Bimtek yang digelar BIG ini salah satu wujud nyata upaya instansi pemerintah untuk meningkatkan standar dan kualitas SDM teknisnya. Adanya dukungan SDM handal dan standar yang jelas, tentunya mempermudah penerapan metadata guna mendukung penyediaan IG di Indonesia," ujarnya.
Sebagai informasi, peserta Bimtek pada hari pertama diajak belajar terkait fungsi dan peranan metadata spasial. Hari kedua, peserta Bimtek dari berrbagai pusat teknis di BIG dan Lembaga Antariksa dan Penerbangan (LAPAN) mempraktikkan teori yang telah mereka dapatkan pada hari pertama. (AR/NIN)