Cibinong, Berita Geospasial – Rangkaian Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Informasi Geospasial (IG) oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dimulai dengan rapat kelompok kerja (pokja). Terdapat dua Pokja. Pokja satu membahas pemenuhan kebutuhan IG wilayah laut. Sementara, Pokja dua membahas pemenuhan kebutuhan IG wilayah darat.
Kepala Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial Suprajaka menjelasakan, mengelola dan mewujudkan fungsi IG bagi pembangunan nasional ibarat mengelola air sungai bagi kehidupan masyarakat. Hulunya adalah data geografis atau Informasi Geospasial Dasar (IGD).
“Sedangkan, hilirnya adalah Informasi Geospasial Tematik (IGT),” kata Kepala Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial Suprajaka saat Rapat Pokja I di Ruang Rapat Utama Gedung N, BIG, Cibinong, Bogor, Jumat, 8 Maret 2019.
Rencana Pembanguna Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024, lanjut Suprajaka, mengutamakan pembangunan berkelanjutan dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan sumber daya alam serta mewujudkan keseimbangan antara target pembangunan ekonomi, penurunan tingkat kemiskinan, dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
“Di sinilah terbuka ruang dan peran yang luas bagi BIG yang terakomodir oleh tema RPJMN 2020-2024,” ucap Suprajaka.
Karena itulah, setiap pokja diminta membuat rencana kegiatan hingga 2014. Selain itu, setiap pokja juga diminta mengidentifikasimasalah ataupun kekurangan data.
“Saat ini, indeks ketersediaan IG masih dalam bentuk matriks, baik milik IGD maupun IGT. Matriks tersebut harap dituangkan pada peta indeks dan diunggah pada Geoportal,” mintanya.
Kepala Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan IG Khafid menambahkan, Universitas Indonesia sudah mengidentifikasi keterkaitan IG pada setiap bidang pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). “Ini akan mebnatu kita menyusun langkah konkret agar IG dapat membantu meraih SDGs,” tutupnya. (GN/NIN).