Cibinong, Berita Geospasial – The Royal Jogja Sand Dunes Geospatial Run 2019 akan memadukan olahraga dan budaya. Lomba lari yang akan digelar pada 6 Oktober 2019 ini sekaligus untuk memperkenalkan kawasan Gumuk Pasir yang ada di kawasan Parangtritis, Yogyakarta.
Budayawan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Wironegoro yang juga menantu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menekankan, komponen budaya yang akan menyertai pelaksanaan The Royal Jogja Sand Dunes Geospatial Run 2019 merupakan hal yang harus diperhatikan. “Apalagi jika melibatkan nama keraton, nilai-nilai kearifan lokal yang ada harus diperhatikan,” kata dia saat rapat teknis persiapan The Royal Jogja Sand Dunes Geospatial Run 2019 di di Ruang Rapat Utama Badan Informasi Geospasial (BIG), Cibinong, Bogor, Selasa, 23 April 2019.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Utama BIG Muhtadi Ganda Sutrisna menjelaskan bahwa The Royal Jogja Sand Dunes Geospatial Run 2019 tidak hanya mengedepankan olahraga saja. Gelaran ini juga bertujuan juga akan menaikkan nilai-nilai budaya setempat.
“Gumuk Pasir Parangtritis adalah fenomena alam langka dan satu-satunya di Asia Tenggara. Gumuk pasir ini berupa bukit-bukit atau gundukan pasir seperti padang gurun yang terdapat di Timur Tengah. Pasir-pasir ini merupakan hasil aktivitas vulkanik Gunung Merapi dan Merbabu yang terbawa arus Kali Opak dan Progo. Ini harus kita perkenalkan dengan cara yang menarik,” tutur Ganda.
Kepala Biro Umum dan Keuangan BIG Ali Nor Hidayat yang juga Ketua Pelaksana The Royal Jogja Sand Dunes Geospatial Run 2019 menambahkan, berbagai persiapan telah dilakukan sejak awal tahun demi suksesnya acara ini. “Kami juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak. Berbagai aspirasi dan catatan-catatan penting untuk pelaksanaan lomba sudah pasti kami perhatikan, terlebih karena lokasi kegiatan adalah di Kagungan Dalem Gumuk Pasir.”
The Royal Jogja Sand Dunes Geospatial Run 2019 diharapkan dapat memberikan pengalaman menarik kepada peserta akan keunikan Gumuk Pasir. Selain berlari di atas gundukan pasir, peserta juga akan melewati kawasan pantai dan pedesaan yang masih asri. Keindahan alam, budaya dan kearifan lokal, serta beragam kuliner siap menyambut peserta. (DA/NIN)