Badan Informasi Geospasial (BIG) rutin melakukan kegiatan penyusunan Informasi Geospasial Tematik (IGT) Rawan Banjir. Kegiatan tersebut merupakan kerja sama antara BIG, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang bertujuan untuk menghasilkan IG sebaran potensi banjir. Kegiatan pemetaan ini telah dilakukan sejak tahun 2006.
Penyusunan peta rawan banjir ini mengacu kepada SNI 8197: 2015 tentang metode pemetaan rawan banjir pada skala 1: 50.000 dan 1: 25.000. Metode pemetaan dilakukan menggunakan analisa spasial dengan overlay dan skoring data masukan pada perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG). Penyusunan peta rawan banjir memerlukan Informasi Geospasial Dasar (IGD) dan IGT denganskala minimal 1: 50.000 atau 1: 25.000.
IGD yang digunakan dalam kegiatan tersebut adalah Peta Rupabumi Indonesia (RBI) sebagai acuan geografis penyajian IGT Rawan Banjir. IGD yang digunakan meliputi batas wilayah administrasi (batas kabupaten, kecamatan dan desa), jaringan jalan, jaringan sungai, nama-nama rupabumi (toponim), ketinggian dan DEM (Digital Elevation Model). Sedangkan untuk IGT meliputi peta sistem lahan (bentuk lahan), peta morfometri bentang lahan, peta penutup lahan, peta kejadian banjir dan peta curah hujan dasarian.
Peta sistem lahan, peta morfometri bentang lahan, peta penutup lahan dan Peta RBI yang digunakan bersumber dari BIG, sedangkan peta kejadian banjir bersumber dari Kementerian PUPR dan peta curah hujan dasarian bersumber dari BMKG. Kegiatan ini menghasilkan peta rawan banjir per-kabupaten/kota dengan skala 1: 50.000.
Peta rawan banjir yang disusun dapat dijadikan sebagai instrumen untuk mengenali kondisi fisik suatu daerah yang memiliki potensi terjadinya banjir pada waktu tertentu. Dengan informasi tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah dan masyarakat untuk menyiapkan langkah mitigasi dan penyusunan tata ruang berbasis kebencanaan. Namun, untuk penyusunan peta rawan banjir tahun 2017 belum ada data hujan sehingga klasifikasi level kerawanan belum tersedia.
Sampai tahun 2017 sudah ada 225 peta dari rencana total 360 peta. Dengan demikian masih ada 135 peta yang belum selesai. Ditargetkan 360 peta tersebut akan selesai pada tahun 2020. Namun, setiap tahunnya BIG selalu menyelenggarakan pemetaan terkait kebencanaan, terutama bila terjadi bencana di daerah tertentu, pada waktu tertentu.
Sebagai penutup, jika ingin mengakses peta rawan banjir di pulau jawa, bisa mengklik daerah terdampak banjir . (Ferrari Pinem/LR)