Surabaya, Berita Geospasial – Masih dalam rangkaian acara Seminar “Geomatika untuk Mengembangkan Tata Kelola Sumber Daya Indonesia di Era Industri 4.0”, salah satu acara utamanya adalah keynote speaker dari Kepala Badan Informasi Geospasial, Hasanuddin Zainal Abidin. Sebelumnya dalam acara yang dilangsungkan di Auditorium Ki. H. Moh. Saleh, Unitomo, Surabaya pada hari Rabu, tanggal 3 Juli 2019 ini telah melaksanakan peluncurkan prodi baru Unitomo, yaitu Teknik Geomatika, dan penandatanganan naskah kesepakatan bersama antara Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) dan BIG. Sekitar pukul 11.00 seminar geomatika dimulai dengan diikuti kurang lebih 300 peserta dari dosen, mahasiswa-mahasiswi, siswa-siwi sekolah menengah atas, serta perusahaan yang tampil dalam pameran teknologi geospasial.
Kepala BIG, Hasan, demikian Ia biasa dipanggil, membawakan paparan tentang “Penguatan Informasi Geospasial dan SDM-nya untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”. Sebelum memulai, Hasan menyampaikan ucapan selamatnya kepada Unitomo atas lahirnya prodi baru di Unitomo, yaitu Teknik Geomatika. Kemudian diungkapkan bagaimana alur presentasi pada hari itu.
“Hari ini saya akan membahas informasi, teknologi dan aplikasi geospasial; Informasi Geospasial (IG) di Indonesia dan manfaatnya untuk pembangunan; status IG Dasar di Indonesia; status IG Tematik di Indonesia : Kebijakan Satu Peta; beberapa pemanfaatan IG lainnya, serta SDM IG di Indonesia,” ujar Hasan kepada peserta seminar.
Setelah menjelaskan dengan singkat apa itu IG, disampaikan contoh teknologi geospasial yang biasa digunakan dalam pemetaan, yaitu seperti GNSS (Global Navigation Satellite System) & Positioning, Sistem Informasi Geospasial/Spatial Analitycs, Earth Observation atau Citra Satelit, dan 3D Scanning. Beragam teknologi geospasial dapat dimanfaatkan dalam survei terestris, pemetaan dasar laut, fotogrametri dan inderaja.
“Data dan IG memiliki peran penting dalam mendukung program prioritas di berbagai sector pembangunan. Apalagi paradigma pembangunan nasional saat ini adalah THIS, yaitu Tematik, Holistik, Integratif dan Spasial,” ungkapnya.
Dengan peran krusial tersebut, BIG terus berupaya menyediakan data dan IG baik, dasar maupun tematik untuk memenuhi kebutuhkan pembangunan nasional Indonesia. Untuk stasiun pasang surut telah tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 138 stasiun dan jumlahnya terus bertambah, untuk peta Rupabumi Indonesia saat ini sedang dikerjakan untuk fokus di peta dengan skala besar, demikian pula dengan Peta Lingkungan Laut Nasional dan Peta Lingkungan Pantai Indonesia. Semua data dan IG tersebut disimpan dan disebarkan pada Ina Geoportal : http://tanahair.indonesia.go.id.
“Semua data dapat diunduh dengan gratis oleh publik pada situs tersebut. Silahkan diakses, semuanya 0 rupiah,” tandas Hasan.
Salah satu agenda BIG berikutnya adalah terkait Kebijakan Satu Peta (KSP). KSP ini penting dalam rangka menghasilkan data dan peta yang akurat, serta mengurangi terjadinya tumpang tindih pemanfaatan lahan di Indonesia. Geoportal KSP sendiri telah diluncurkan pada tanggal 11 Desember 2018 yang lalu oleh Presiden RI Joko Widodo. Saat ini BIG berkonsentrasi untuk penguatan Jaringan Informasi Geospasial Nasional beserta simpul jaringannya, percepatan pemetaan batas desa/kelurahan, peremajaan (updating) peta secara efektif, serta percepatan peta dasar skala besar.
Hasan menambahkan, “Selain itu, Informasi Geospasial juga dimanfaatkan dalam penetapan batas antar desa dan wilayah, untuk peta mitigasi bencana, untuk kebutuhan rencana tata ruang, untuk pemetaan dinamika sosial, serta pemetaan partisipatif dengan aplikasi PetaKita.”
Terakhir tantangan terkait Sumberdaya Manusia (SDM) bidang IG di Indonesia adalah masih terbatasnya SDM bidang IG, yang menjadi kendala dalam pengelolaan dan pemanfaatan data spasial untuk pembangunan nasional. Ditambah adanya liberalisasi sektor jasa surveying (Asean dan Dunia), perkembangan era industru 4.0, dan dinamika pengembangan standar kompetensi kerja SDM IG : SKKNI dan KKNI bidang IG.
Sebagai catatan penutup, Hasan menyampaikan bahwa dalam pembangunan berkelanjutan, SDM IG yang baik (kuantitas, kualitas, dan distribusinya) sangat menentukan. Maka dari itu perguruan tinggi memiliki peran dalam menyiapkan SDM Geospasial yang kompeten, pelaksanaan riset berbagai topik yang berkaitan dengan pengembangan ilmu dan aplikasi geospasial di Indonesia, pembangunan dan pemanfaatan Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial, serta kerja sama dengan pemerintah daerah setempat terkait pembangunan dan pengembangan IG untuk melayani berbagai keperluan daerah. (LR)