Dalam rangka studi banding terkait data dan informasi termasuk informasi geospasial, Pemerintah Republik Demokratik Korea (DPR of Korea)pada Selasa, 23 April mengunjungi Badan Informasi Geospasial (BIG). Pada kesempatan berkunung ke BIG tamu dari Korut tersebut didampingi staf UNDP (United National Development Program). Rombongan yang dipimpinKim Hui Yong dari Biro Pusat Statistik Korut tersebut diterima oleh Kepala Pusat Penelitian, Promosi dan Kerja sama, Wiwin Ambarwulan di Ruang Rapat Pusat Penelitian Promosi dan Kerja sama, BIG Cibinong. Rombongan dari Korea yang berjumlah 1o rang tersebutterdiri dari Central Bureau of Statisti, State Committee on state of Emergency and Disaster management, State of Meteorological Administration, UNDP of Democratic People’s Republic of Korea.
Pada kesempatan tersebutKepala Pusat Penelitian, Promosi dan Kerjasama, Wiwin Ambarwulan menjelaskan tentang tugas dan fungsi BIG. BIG adalah lembaga pembina dan penyelenggara IG di Indonesia. Kantor BIG berada di Cibinong Bogor, namun wilayah kerja BIG adalah seluruh wilayah Indonesia, jelas Wiwin. Selanjutnya Wiwin mengatakan Indonesia adalah negara Kepulauan dengan jumlah pulau lebih dari 13 ribu pulau. Tugas utamanya adalah menyediakan peta dasar berbagai skala. Saat ini BIG fokus pada pneyediaan IG Skala besar, yang nantinya untuk mendukung kegiatan perencanaan tata ruang, pemetaan batas desa dan lain-lain. Selain itu BIG bersama Kementerian Koordinator Bidang mengkoordinasikan kegiatan Kebijakan Satu Peta (KSP) atau One Map. KSP yang diluncurkan 2018oleh Presiden RI adalah pada skala 1 : 50.000. Kedepan diirencanakan pada skala yang lebih besar. KSP mengacu pada satu referensi, satu database, satu standar dan satu potal (Ina-Geoportal). Selain negara Kepulauan terbesar, Indonesia juga merupakan negara yang rawan bencana alam diantaranya bencana gunung api, Tsunami, banjir, Longsor dan lain sebagainya.Terkait kebencanaan, BIG selain tugas utamanya penyedia peta dasar juga melalui data IG mendukung tugas terkait kebencanaan, demikian pungkas Wiwin.
Pada kegiatan tersebutBIG memberikan paparan diantaranya dari Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika (PJKGG), Pusat Pemetaan Rupabumi dan Tiponim (PPRT) danPusat Pemetaan dan Integrasi Tematik (PPIT). Sementara itu pada paparannya Arief Staf PJKGG menjelaskan, Indonesia merupakan wilayah Ring of Fire. Terdapat banyak potensi bencana volcano pada lebih dari 100 Gunung api aktif di wilayah Indonesia. BIG melalui PJKGG mengeloladata Jaring Kontrol geodesi dan geodinamikadiantaranya : 6300 Jaring Kontrol Geodesi, 187 Stasion CORS dan 139 Stasion Pasang Surut. Sebaran Stasion Cors berfungsi selain untuk aplikasi Survei dan Pemetaan dan integrasi, validasi sistem referensi koordinatjuga untuk dukungan Early Warning Sistem bencana alam di Indonesia serta dukungan untuk aplikasi navigasi dan transportasi.
Selanjutnya paparan dari PPIT, Abed Nego yang menjelaskan tentang Pemetaan TematikKebencanaan. Produk Peta Tematik Kebencanaa yang dihasilkan BIG adalah untuk mendukung manajemen kebencanaan seperti :Preventif dan mitigasi, Tanggap Bencana serta Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
Paparan yang terakhir adalah dari Aldila, Staf PPRT. Pada paparannya Aldila menjelaskan tentang Peta Dasar atau Peta Rupabumi Indonesia. Saat ini cakupan untuk seluruh Indonesia adalah peta Rupabumi skala 1 : 50.000. Saat ini fokus BIG adalah pada peta skala besar diantaranya skala 1 : 5.000, cakupan peta dasar pada skala 5,000 baru pada wilayah Kota-kota besar di Indonesia. Teknologi yang digunakan untuk pembuatan peta dasar melalui berbagai alternatif teknologi diantaranya dengan Foto Udara, Radarsat, Airborne IFSAR, Spaceborne Radar, Optical Sattelite Imagery serta LIDAR.