Rabu, 27 November 2024   |   WIB
id | en
Rabu, 27 November 2024   |   WIB
Menumbuhkan Empat Sifat Terpuji saat Ramadan

Cibinong, Berita Geospasial – Husnudzan (berbaik sangka) termasuk ibadah hati yang memiliki nilai besar. Inti dari husnudzan adalah membangun keyakinan dengan segala konsekuensinya.

“Yakin atau percaya akan ketentuan Allah atas segala sesuatu pada Ramadan akan terus ditempa. Keyakinan karena mengetahui sesuatu berdasarkan ilmu dan teori (ilmul yaqin) adalah derajat paling bawah. Di atasnya lagi adalah keyakinan karena menyaksikan sendiri sesuatu itu (ainul yaqin). Dan yang paling atas adalah mengalami sendiri, sehingga keyakinan mendarah daging dan tak lagi bisa digoyahkan (haqqul yaqin),” kata Peneliti Utama Badan Informasi Geospasial (BIG) Fahmi Amhar saat menyampaikan ceramah Ramadan di Masjid Al Idrisi, BIG, Cibinong, Bogor, Selasa, 14 Mei 2019.

Keutamaan sikap dan sifat yang harus dijaga ketika Ramadan tidak hanya husnudzon. Masing-masing adalah tawadu (rendah hati), qanaah (merasa cukup), dan wara (berhati-hati). Seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan dapat menerapkan sifat-sifat tersebut agar tetap dapat memberikan pelayanan prima selama Ramadan.

Fahmi menjelaskan, tawadu merupakan akhlak seorang mukmin sejati. Sebab, seseorang yang bersikap takabur sangat dibenci Allah SWT.

“Salah satu contohnya adalah tawadu di dalam ilmu. Ramadan adalah saat yang tepat untuk saling berbagi dan bertawadu di dalam keilmuan, baik ilmu agama maupun ilmu lainnya,” ucap Fahmi.

Sedangkan, qanaah menerima dan selalu merasa cukup dengan hasil yang sudah diusahakan serta menjauhkan diri dari rasa tidak puas. “Kita sering kali tidak qanaah, lupa terhadap nikmat yang telah Allah berikan, karena umumnya manusia melupakan dan selalu merasa kurang dengan apa yang mereka miliki. Hal tersebut membuat seseorang selalu diliputi perasaan iri dan dengki atas nikmat yang orang lain punya,” jelas Fahmi.

Terakhir, wara adalah sifat kehati–hatian yang harus dimiliki seorang mukmin. Para ulama sering kali memaksudkan wara untuk meninggalkan perkara syubhat dan mubah yang berlebih-lebihan.

Saat Ramadan, kehati–hatian ucapan dan perilaku biasanya akan meningkat secara signifikan. Hal ini diharapkan terus dilakukan hingga Ramadan selesai.

“Apabila kita melaksanakan puasa Ramadan dengan sungguh sungguh dan sepenuh hati, maka Insya allah keempat sikap dan sifat itu akan tumbuh dan terus ada dalam diri kita hingga akhir nanti,” tutup Fahmi. (AR/NIN).