Kamis, 07 November 2024   |   WIB
id | en
Kamis, 07 November 2024   |   WIB
Ketaqwaan dan implikasinya di bulan Ramadhan

Cibinong, Badan Informasi Geospasial – 13 Mei 2019, Kali ini Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Hasanuddin Zainal Abidinmemberikan kultum hari ketujuh ramdahan dii masjid Al Idrisi BIG setelah usai sholat dhuhur berjamaah dengan tema “ Ketaqwaan dan implikasinya di bulan Ramadhan”. Ibadah puasa memiliki banyak manfaat bagi seorang mukmin. Di antara faidah terbesar menjalankan ibadah puasa adalah tumbuhnya ketakwaan di dalam hati, sehingga menahan anggota badan dari berbuat maksiat. Allah Ta’ala berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah [2]: 183). Di dalam ayat yang mulia ini, Allah Ta’ala menjelaskan bahwa puasa disyariatkan bagi hamba-Nya untuk meningkatkan dan menyempurnakan ketakwaan mereka. Takwa merupakan sebuah istilah yang mencakup seluruh kebaikan. Para ulama menjelaskan bahwa takwa adalah melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, karena mengharap pahala dari Allah Ta’ala dan karena rasa takut terhadap adzab dan hukuman-Nya, tutur kepala Badan Informasi Geospasial.

Beliau juga menyampaikan bahwa ibadah puasa itu adalah ibadah yang tidak bisa di riya’ kan (disombongkan), sholat masih bisa di sombongkan sholatnya dibagus-bagusin dan di lama-lamain, Zakat juga dan apalagi haji ibadah yang mudah berpotensi untuk riya’, beda dengan puasa apa yang mau di riya’kan di lemes lemesin biar terlihat puasa atau dimelas melasin gitu.

Sebagai penutup kultumnya bahwa puasa Ini hikmah yang sangat agung sekali. Membentuk ketakwaan itu bukan perkara yang mudah. Membentuk ketakwaan butuh kepada, kekuatan jiwa dan hati. Dan untuk membentuk jiwa yang taqwa ini harus dengan menyusahkan diri dulu. Bayangkan sebulan penuh puasa, hasilnya luar biasa. Memang segala sesuatu harus susah dulu. Apalagi untuk mendapatkan surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Untuk membentuk jiwa taqwa memang harus dipaksa hati kita ini (IP).