Rabu, 27 November 2024   |   WIB
id | en
Rabu, 27 November 2024   |   WIB
DEMNas dan Bencana

Jakarta, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG) telah menyediakan data Digital Elevation Model (DEM) untuk seluruh wilayah Indonesia atau biasa disebut dengan DEMNas. Data ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti kebencanaan, telekomunikasi, pemetaan daerah, aliran sungai, militer, bidang geologi, engineering, dan bahkan infrastruktur

“Secara sederhana, DEMNas adalah model digital yang mengandung informasi ketinggian atau elevasi yang menggambarkan atau menyajikan topografi permukaan bumi, termasuk topografi dasar laut. Tingkat akurasinya sudah menyentuh angka 10 meter dan ini menjadi daya jangkau paling baik di dunia,” terang Kepala Bidang Pemetaan Rupa Bumi Skala Kecil dan Menengah BIG Moh. Fifik Syafiudin saat Media Gathering di Jakarta, Sabtu, 4 Mei 2019.

Menurut Fifik, pembangunan DEMNas dimulai pada 2017. Idenya bermula dari keinginan mengintegrasikan data geospasial yang berceceran di mana-mana.

“Kalau peta Indonesia itu diibaratkan baju, saat ini baju kita bentuknya compang-camping. Hal ini disebabkan data, teknologi, dan sumber daya yang digunakan beragam. Jadi, ketika data-data yang berceceran di mana-mana itu mau diintegrasikan, kita mengalami kesulitan,” tutur Fifik.

Guna mengatasi kesulitan tersebut, lanjut Fifik, tim BIG sepakat menggunakan sumber data yang paling dominan serta paling mirip karakteristiknya. Maka dipilihlah data yang dihasilkan dari teknologi radar, baik yang diambil dari wahana pesawat maupun satelit.

“Proses integrasi data selesai pada Oktober 2018. Jadi, DEM darat laut sekaligus bisa kita integrasikan menjadi sebuah visualisasi topografi permukaan bumi yang diharapkan bermanfaat,” jelasnya.

Meskipun telah rampung, BIG masih terus melakukan penyempurnaan pada DEMNas. Terlebih terkait akurasi dan ketelitian.

“Saat ini existing DEMNas baru di level 8,25 meter. Tahun ini akan kita improve lagi menjadi 5 meter. Semakin teliti dan detail, maka potensi pemanfaatannya semakin banyak dan luas,” ungkap Fifik.

Fifik mengaku, pengguna DEMNas tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga berasal dari luar negeri, terutama terkait dengan kebencanaan. Kebutuhan peta dasar potensi bencana memang menjadi hal krusial.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Agus Budianto mengatakan, Indonesia sebagai negara yang masuk dalam ring fire perlu memiliki peta tematik kebencananaan sebagai dasar pijakan mengahadapi bencana.

"Peta tematik geospasial itu menjadi suatu dasar penting dalam mitigasi kebencanaan,” tegas Agus.

Penggunaan DEMNas secara masif dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Contohnya, bencana banjir di Sentani beberapa waktu lalu dampak bencananya bisa diminimalisir apabila data DEMNas dapat dipergunakan dan menjadi alat perencanaan pembangunan di daerah tersebut.

Data DEMNas bias diunduh melalui https://tides.big.go.id/DEMNAS/. (NIN)