Jakarta, Berita Geospasial – Badan informasi Geospasial (BIG) menandatangani perjanjian kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terkait pelaksanaan kegiatan survei Landas Kontinen Ekstensi (LKE). Survei ini dilakukan untuk meyiapkan data primer batimetri dan menentukan batas penambahan wilayah landas kontinen di wilayah utara Papua.
Perjanjian ditandatangani oleh Kepala Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai BIG Yosef Dwi Sigit Purnomo dan Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Muhammad Ilyas. Penandatanganan disaksikan Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar (IGD) BIG Mohamad Arief Syafi’i dan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT Wahyu Widodo Pandoe.
“Luas wilayah Indonesia tercatat 7,81 juta kilometer persegi. Dari total luas tersebut, 3,25 juta kilometer berupa lautan. Namun, hingga kini baru 11 persen wilayah lautan Indonesia sudah disurvei,” kata Arief saat memberikan sambutan usai penandatanganan di Kantor BIG, Cibinong, Bogor, Selasa, 18 Maret 2019.
Arief mengakui, luasnya wilayah laut Indonesia merupakan tantangan sekaligus peluang untuk pembangunan. Dibutuhkan sinergi dengan berbagai pihak untuk membangun bidang maritim Indonesia.
Sementara itu, Wahyu dari BPPT menyampikan dukungannya terhadap kerja sama dengan BIG. Menurutnya, optimalisasi peralatan dan wahana yang dimiliki perlu dilakukan untuk mendukung kegiatan LKE.
“Sinergi ini adalah langkah bagus untuk bersama membangun kegiatan ke depan,” tegas Wahyu.
Sebagai informasi, survei landas kontinen akan dilakukan di luar 200 mil laut Indonesia. Data dari hasil survei ini akan mendukung dokumen submisi yang akan disampaikan di tahun 2019 ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Jika usulan tersebut diterima, maka akan memperluas wilayah Indonesia sebanyak 196.568,9 kilometer persegi atau lebih luas dari Pulau Sumatera. (YI/NIN)