Batam, Berita Geospasial – Perencanaan pembangunan di Indonesia masuk kepada tahap yang lebih maju, saat ini perencanaan pembangunan sudah menggunakan paradigma pembangunan nasional yang dikenal dengan istilah THIS, yaitu paradigma pembangunan yang memperhatikan aspek Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial. Demikian disampaikan oleh kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Prof. Hasanuddin Z. Abidin dalam kesempatan memberikan paparan kepada peserta acara sosialisasi tentang info geospasial (IG) yang diselenggarakan oleh Badan Pengusahaan Batam (BP-Batam) di hotel Haris Batam pada Senin, 3 Desember 2018.
Acara sosialisasi ini dibuka oleh Anggota 2/Deputi Bidang Perencanaan dan Pengembangan BP-Batam, Yusmar Anggadinata S.Si,MBA. mewakili kepala BP-Batam dan Anggota 4/Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Lainnya, Mayjen TNI Eko Budi Soepriyanto yang merupakan bagian dari kegiatan hasil kerja sama antara BP-Batam dan BIG, sekaligus sebagai tindak lanjut dari kerja sama yang beberapa waktu sebelumnya sudah dijalin diantara keduanya.
“Harapannya kerja sama yang sudah dilakukan oleh BP-Batam dan BIG bisa dihantarkan ke level yang lebih tinggi, sehingga memberikan manfaat kepada kedua belah pihak secara maksimal” ujar Yusmar pada kesempatan sambutannya dan membuka acara sosialisasi yang dihadiri oleh unsur pemerintahan, TNI, POLRI, BUMN, dan swasta di lingkungan Kota Batam ini.
Menanggapi harapan dari BP-Batam tersebut, Kepala BIG membalas sambutan tersebut dalam pernyataannya “Bila kota Batam ingin merencanakan pembangunan kotanya dan menjadikan Batam menjadi sebuah smart city, maka peranan IG dalam perencanaannya sangat diperlukan, dan untuk itu bisa dilakukan kerja sama yang lebih kuat dalam bidang IG, dan BIG selalu siap dengan hal tersebut. Jadi bila saja BP-Batam mau mengerjakan IGD atau pemetaan rupa bumi sendiri, maka itu diperbolehkan, tetapi tentu saja harus diketahui dan disupervisi oleh BIG”.
“BIG sendiri dalam lawatannya ke kota Batam kali ini mengadakan serangkaian kegiatan terkait dengan IG, selain kegiatan sosialisasi dengan BP-Batam sore hari ini. Besok rencananya kami akan melakukan penandatanganan kesepahaman bersama dan perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Kota Batam, dan juga akan melakukan kuliah umum tentang IG di Politeknik Negeri Batam pada sore harinya. Semua ini kami lakukan supaya bisa menjadi pemicu dalam pemanfaatan dan pengembangan IG di daerah.” ujar Hasanuddin.
Dalam paparannya, Hasanuddin mengatakan bahwa teknologi geospasial saat ini telah berkembang sangat pesat di level internasional, aplikasinya beragam dari yang tingkat kepresisian meter sampai dengan ketelitian milimeter, dari bidang navigasi hingga ke bidang layanan kesehatan, semuanya berbasis informasi geospasial. Begitu juga dengan Indonesia saat ini, sekarang kita sedang mencoba untuk memperkuat sektor IG, hanya masih terhambat dengan masalah SDM, untuk itu dibutuhkan pengelolaan yang menyeluruh dalam bidang IG untuk mengatasi kesenjangan yang ada.
Terlebih lagi saat ini pemerintah sedang membangun BIG DATA Indonesia, dimana dalam perjalanannya data perencanaan pembangunan tersebut dibagi menjadi tiga jenis basis data utama, yaitu data spasial, statistik, dan data lainnya.
Dalam kesempatan sesi diskusi, salah satu peserta sosialisasi mempertanyakan apakah cita-cita One Map Policy di Indonesia ini akan terwujud? Menjawab pertanyaan tersebut Kepala BIG mengatakan bahwa sebagai aparatur sipil negara (ASN), kita yakin saja bahwa hal tersebut akan terwujud, dan bahkan untuk diketahui juga, tanggal 6 desember 2018 yang akan datang, BIG bersama dengan Kementerian Koordinator Perekonomian merencanakan akan meluncurkan aplikasi portal Kebijakan Satu Peta di Jakarta. (DA/AS)