China, Berita Geospasial - Badan Informasi Geospasial (BIG) menghadiri kongres United Nations World Geospatial Information Congress (UNWGIC) yang telah diadakan di Deqing, Provinsi Zhejiang, China. Kongres yang telah berlangsung pada 19 - 21 November 2018 lalu, dihadiri oleh semua ahli geospasial dari pemerintah, organisasi non-pemerintah, akademis dan lembaga penelitian dan sektor swasta.
Kongres ini diprakarsai oleh Geospatial Information Management (UN-GGIM), berkoordinasi dengan United Nations Economic and Social Council (ECOSOC) yang dimandatkan untuk mengadakan forum global untuk mempromosikan dialog komprehensif mengenai manajemen informasi geospasial secara global dengan semua pemerintah, organisasi non-pemerintah, lembaga akademis dan penelitian, dan sektor swasta. UNWGIC ini bertujuan menyediakan lingkungan yang partisipatif dan inklusif untuk meningkatkan komunikasi, pemahaman dan penerapan informasi geospasial untuk mengatasi tantangan lokal, regional, dan global. Selain itu, juga bertujuan untuk memobilisasi kesediaan sumber daya untuk meningkatkan tata kelola geospasial dan meningkatkan informasi geospasial dengan sistem berbagi dan yang terpenting untuk mendukung pembangunan berkelanjutan yang didukung oleh geospasial untuk negara-negara anggota.
BIG yang diwakili oleh Kepala BIG, Prof. Dr. Ir. Hasanuddin Z Abidin, M.Sc. Eng., berkesempatan mempresentasikan mengenai “The Application of Geospatial Information for Natural Resources Management in Indonesia.” Pada sesi ini, diharapkan para peserta dapat berbagi dan bertukar pengalaman baik dalam pengelolaan sumber daya alam dan penggunaan data dan teknologi geospasial agar dapat digunakan sebaik-baiknya dan dapat mendukung pencapaian program pembangunan berkelanjutan.
Pada sesi ini, beliau menyampaikan bahwa pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam berbasis geospasial merupakan hal penting untuk semua negara. Data dan teknologi geospasial dapat membangun sistem pengeloaan sumber daya alam yang sehat dan tepat sasaran penggunannya. Selain hal tersebut, beliau memaparkan materi terkait gempa dan tsunami di Palu yang terjadi beberapa waktu lalu dengan judul presentasi “Roles of Geospatial Information for Disaster Risk Reduction Management in Indonesia.” (Case study : Palu-Donggala Earthquake, 28 September 2018).
Indonesia merupakan negara kepulauan yang merupakan kepulauan dengan tektonik aktif yang rentan rawan bencana salah satunya gempa bumi dan tsunami. Beliau menjelaskan Manajemen Pengurangan Resiko Bencana yang bertujuan untuk mencegah hilangnya banyak nyawa, mengurangi beban penderitaan korban bencama, memberitahu kepada publik mengenai resiko adanya bencana, mengurangi kerusakan properti dan kerugian ekonomi wilayah bencana dan mempercepat proses pemulihan pasca bencana.
Disinilah informasi geospasial memiliki peran penting dalam manajemen pengurangan resiko bencana. Dengan adanya kongres ini, diharapkan para peserta yang hadir dapat berpartisipasi dalam UNWGIC dan berkontribusi pada program, sehingga bekerja sama untuk memajukan potensi dan kegunaan informasi geospasial untuk berkelanjutan pembangunan dan menuju dunia yang lebih baik.