Cibinong, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial merupakan satu-satunya Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang kantornya pun hanya berada di Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, BIG perlu bekerja sama dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Universitas dan pihak lainnya untuk percepatan penyelenggataan informasi geospasial.
Diwakili oleh Insanul Kamil, Dekan Fakultas Teknik, Taufik, Wakil Dekan II Fakultas Teknik, Masyril Syukur, Direktur Pusat Studi Tata Ruang dan Infrastruktur dan Rudi Ferial Kepala Laboratorium Teknologi Bangunan dan Pemodesan Teknik Sipil, Universitas Andalas mengunjungi kantor Badan Informasi Geospasial (14/8/17). Keempatnya diterima secara langsung oleh Kepala BIG, Prof. Hasanuddin Z. Abidin. Pada kesempatan ini, Kepala BIG didampingi Kepala Pusat Penelitian, Promosi dan Kerja Sama, Wiwin Ambarwulan, Kepala Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial Suprajaka, Kepala Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Simpul Jaringan Informasi Geospasial, Aris Haryanto, Kepala Bidang Promosi dan Kerja Sama, Sri Lestari Munajati, untuk menyambut rombongan Dekan Fakultas Teknik Universitas Andalas tersebut.
Universitas Andalas yang kerap disebut dengan sebutan UNAND ini merupakan Universitas tertua di Sumatera Barat. Insanul Kamil, Dekan akultas Teknik UNAND menyampaikan bahwa maksud kedatangan Tim UNAND ke BIG adalah karena UNAND berencana membuka Program studi baru, yang rencanya akan dinamai “Program Studi Geomatika” yang akan berada dibawah Fakultas Teknik. Adanye ide ini membuat Tim UNAND merasa perlu untuk bekerjasama dengan Badan Informasi Geospasial. Selain itu, saat ini UNAND juga sedang berupaya menjadi instrumen utama penyelesaian permasalahan infomrasi geospasial di Sumatera Barat. Sumatera Barat sendiri merupakan daerah yang berbasis Nagari. Nagari sendiri adalah desa yang berbasis adat dan terdapat di Kabupaten. Sejak tahun 2000, Sumatera Barat sudah melakukan Pemetaan Sistem Informasi Geografis Nagari dan kegiatan ini pernah mendapatkan Juara Nasional pada tahun 2011.
Kepala BIG menyampaikan beberapa arahan kepada peserta rapat yang hadir. Hasanuddin menjelaskan bahwa pembuatan Peta Tata Ruang harus ada rekomendasi dari BIG, seperti Rencana Detil Tata Ruang dengan skala Peta 1:5.000. “Sumatera Barat itu unik, ada adatnya, ada hak ulayatnya, nah karena jumlah desa dan keluraan juga banyak maka bisa bekerjasama dengan kementerian desa,“ ujar Hasanuddin. Sumatera Barat yang merupakan daerah rawan bencana juga disarankan untuk bekerjasama dengan dalam bidang kebencanaan. Di BIG sendiri ada Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim yang bias membantu kerjasama ini. “Sumatera Barat juga merupakan daerah Pesisir. Di BIG itu ada Pusat Pemetaan Kelautan dan LIngkungan Pantai, sehingga kerjasama juga bias dilakukan dalam bidang pemetaan kelautan”, arah Kepala BIG. Bagi siapapun khususnya mahasiswa yang sedang melakukan penelitian, BIG terbuka luas untuk memberikan data terkait informasi geospasial secara gratis. Selain itu jika mahasiswa hendak praktik lapangan, BIG membuka kesempatan untuk itu.
Kepala Pusat Penelitian, Promosi dan Kerja Sama, Wiwin Ambarwulan menjelaskan bahwa BIG sudah melakukan kerjasama tentang PPIDS dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Di wilayah Sumatera Barat Sendiri, BIG sudah bekerja sama dengan Universitas Negeri Padang. PPIDS ini sendiri berperan sebagai kepanjangantangan BIG, dimana BIG dan PPIDS bekerja sama dibanyak kegiatan seperti riset, pembuatan modul untuk pendidikan vokasi dan juga membantu kegiatan Pemetaan Desa.
“Pada prinsipnya, setiap Universitas yang ingin mengembangkan informasi geospasial sangat didukung oleh BIG. Contohnya untuk daerah Jawa Timur, UNESA dan UNAIR walaupun bukan PPIDS juga membantu kegiatan BIG” jelas Suprajaka, Kepala Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial. Suprajaka menyarankan kepada UNAND untuk dapat membantu pemerintah daerah Sumatera Barat melakukan Pemetaan Hutan dan Pemetaan Nagari. “SKKNI dan KKNI juga sudah ditetapkan, maka untuk pembukaan Prodi Geomatika bisa mengadopsi SKKNI dan KKNI tersebut”, jelas Suprajaka.
Hasil dari Kunjungan Kerja ini adalah Kepala BIG menyetujui permintaan UNAND untuk melakukan MoU. MoU rencananya akan dilaksanakan pada September 2017, dimana pada acara ini direncanakan Kepala BIG akan memberikan kuliah umum kepada civitas akademina UNAND. (ME/ES).